Selain itu, terdapat juga beberapa sisa-sisa struktur bangunan yang menunjukkan bahwa daerah ini pernah menjadi pusat kegiatan sosial dan ekonomi pada masa lalu.
Bukti-bukti ini memberikan gambaran jelas bahwa Suku Kerinci memiliki hubungan erat dengan nenek moyang Austronesia yang datang jauh sebelum mereka membentuk identitas budaya mereka yang khas.
Keberadaan Danau Bento sendiri menjadi simbol penting dalam sejarah Suku Kerinci.
Danau ini tidak hanya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar, tetapi juga merupakan tempat yang sakral, yang dalam banyak kepercayaan lokal memiliki makna spiritual.
BACA JUGA:Suku Taíno: Apa yang Terjadi Setelah Kedatangan Kolonial? Mengungkap Kejadian Tragis!
Hal ini mengindikasikan bahwa pemukiman pertama di sekitar danau ini tidak hanya dimanfaatkan untuk bertani atau berburu, tetapi juga untuk kegiatan ritual dan kepercayaan yang diwariskan turun-temurun.
Seiring berjalannya waktu, Suku Kerinci berkembang dan menyebar di wilayah sekitarnya, mempertahankan banyak unsur budaya mereka yang dipengaruhi oleh kedatangan bangsa Austronesia.
Bahasa Kerinci, yang termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia, merupakan salah satu bukti bahwa Suku Kerinci adalah bagian dari kelompok besar Austronesia.
Selain itu, sistem pertanian dan cara hidup mereka yang beradaptasi dengan alam sekitar juga menunjukkan pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh leluhur mereka.
BACA JUGA:Apa yang Membuat Suku Sioux Begitu Kuat? Simak Sejarahnya!
Dengan semua bukti arkeologis dan budaya yang ada, dapat disimpulkan bahwa sekitar 3500 tahun lalu, bangsa Austronesia datang ke wilayah Kerinci, dan di sana lahir Suku Kerinci yang hingga kini masih mempertahankan tradisi dan identitas mereka.
Danau Bento menjadi saksi sejarah penting dari perjalanan panjang bangsa Austronesia, yang mengawali kelahiran sebuah suku dengan kebudayaan yang kaya dan khas di Indonesia.