Arkeolog juga menemukan artefak berupa perhiasan, pakaian, dan keramik yang menunjukkan tingkat seni dan teknologi yang tinggi.
BACA JUGA:Keunikan Tradisi 5 Suku di NTT: Warisan Budaya yang Bertahan di Tengah Perubahan Zaman
Pemukiman mereka biasanya dibangun di sekitar sumber daya alam yang strategis, seperti tambang garam, sungai, dan pegunungan.
Mereka juga dikenal memiliki sistem sosial yang terstruktur dengan hierarki yang jelas, yang dibuktikan dengan temuan makam-makam pemimpin suku yang dihiasi perhiasan emas, senjata, dan barang-barang mewah lainnya.
Selain itu, mereka memiliki kepercayaan yang kuat terhadap dunia roh. Artefak dan makam menunjukkan bahwa mereka menyembah dewa-dewa alam dan percaya pada kehidupan setelah kematian.
Ritual-ritual mereka sering kali melibatkan persembahan berupa hewan atau benda berharga.
BACA JUGA:Mengenal Suku Aneuk Jamee: Kekayaan Tradisi dan Kehidupan di Pesisir Barat Aceh
Pengaruh dan Kehancuran
Budaya Hallstatt tidak bertahan lama tanpa pengaruh luar. Pada abad ke-5 SM, budaya La Tène, yang juga berasal dari kelompok Celtic, menggantikan dominasi Hallstatt di wilayah ini.
Suku-suku La Tène membawa pengaruh budaya baru yang lebih luas dan dikenal dengan seni dekoratif yang rumit.
Namun, sekitar abad ke-1 SM, Austria mulai menghadapi ancaman dari Kekaisaran Romawi.
Romawi akhirnya menaklukkan wilayah ini dan menjadikannya bagian dari provinsi Noricum.
Penaklukan ini menandai akhir dominasi suku Celtic di Austria, meskipun warisan mereka tetap hidup dalam budaya setempat.
BACA JUGA:Mengungkap Tradisi Langka: 5 Suku di NTT yang Tetap Menjaga Warisan Leluhur
Warisan Suku Celtic di Austria
Jejak Suku Hallstatt masih terlihat hingga hari ini. Situs arkeologi Hallstatt tidak hanya menjadi simbol penting bagi sejarah Austria tetapi juga bagi sejarah Eropa.