Atap biasanya terbuat dari daun rumbia atau ijuk, meskipun beberapa rumah modern menggunakan seng.
Bentuk atap yang tinggi juga memberikan ruang udara lebih luas, sehingga rumah tetap sejuk meskipun berada di daerah tropis.
BACA JUGA:Mengapa Suku Xiongnu Bisa Menjadi Kerajaan Pertama di Mongolia? Temukan Jawabannya!
5. Kearifan Lokal dalam Penempatan Rumah
Rumah adat Bugis tidak dibangun sembarangan.
Proses pemilihan lokasi dan orientasi rumah melibatkan perhitungan astronomi dan keyakinan adat.
Rumah biasanya menghadap ke arah matahari terbit, melambangkan harapan akan kehidupan yang cerah dan sejahtera.
Selain itu, posisi rumah juga disesuaikan dengan topografi untuk melindungi dari angin kencang dan banjir.
6. Makna Sosial dan Gotong Royong
Proses pembangunan rumah adat Bugis melibatkan seluruh komunitas.
Tradisi gotong royong ini disebut mappalette bola, di mana masyarakat bersama-sama membantu pemilik rumah mendirikan tiang dan kerangka bangunan.
Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan sosial, tetapi juga menjadi ajang berbagi keberkahan.
7. Simbol Status Sosial
Rumah adat Bugis juga mencerminkan status sosial penghuninya. Rumah yang besar dengan tiang-tiang tinggi biasanya dimiliki oleh kaum bangsawan.
BACA JUGA:Dari Mana Suku Gojoseon Bermula? Cari Tahu Fakta Menariknya!