Kepala suku ini bertanggung jawab untuk mengatur kehidupan sosial dan keagamaan dalam komunitas mereka.
Meskipun struktur ini telah beradaptasi dengan sistem pemerintahan modern, pengaruh suku Ngaju dalam administrasi dan budaya lokal masih sangat terasa hingga saat ini.
Kepala suku atau tokoh adat masih dihormati sebagai panutan dalam banyak hal, baik dalam urusan adat maupun kehidupan sosial masyarakat.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Islam di Pagar Alam: Dari Puyang Awak Hingga Masjid Perdipe
6. Tradisi Pesta Laut sebagai Bentuk Syukur
Suku Ngaju memiliki tradisi Pesta Laut, sebuah acara adat yang diadakan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan ikan yang melimpah di sungai-sungai mereka.
Dalam tradisi ini, masyarakat Ngaju akan mengadakan pesta besar dengan menyajikan berbagai makanan khas yang terbuat dari ikan, serta melibatkan pertunjukan seni dan tarian tradisional.
Pesta Laut ini menjadi wujud penghormatan mereka terhadap sungai, yang dianggap sebagai sumber kehidupan utama bagi masyarakat Ngaju.
BACA JUGA:Penemuan Kota Kuno Maya di Hutan Meksiko: Menelusuri Jejak Sejarah yang Hilang
7. Kearifan Lokal dalam Menjaga Lingkungan
Suku Ngaju dikenal dengan kearifan lokal mereka dalam menjaga kelestarian alam.
Mereka memiliki aturan adat yang ketat mengenai penggunaan sumber daya alam, seperti larangan untuk menangkap ikan di musim tertentu atau aturan dalam berburu yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Kearifan lokal ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk hidup harmonis dengan alam, menjaga keberlanjutan sumber daya alam yang menjadi tumpuan hidup mereka.
Suku Ngaju, dengan segala kekayaan budaya dan tradisinya, adalah salah satu contoh masyarakat adat Indonesia yang masih menjaga warisan leluhur mereka hingga saat ini.
Meskipun menghadapi tantangan modernisasi, mereka tetap berpegang pada nilai-nilai yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka, menjadikan mereka komunitas yang unik dan menarik untuk dipelajari.