Kekuasaan Suriah Runtuh, Gotcha Klan Assad

Senin 09-12-2024,06:36 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Almi

OLEH:Sabpri Piliang

WARTAWAN SENIOR

 

PAGARALAMPOS.COM - PRAGMATISME Abu Mohammed Al-Jolani, dan momentum penggulingan Presiden Bashar Al-Assad. Berada di ruang dan waktu yang tepat. Dalam bahasa 'slank'nya, "Gotcha". Kena!

     Terlepas dari "in group", atau "out group", terlepas dari (seperti biasa). Negara-negara "Barat" (AS dan sekutunya) akan selalu men-"stempel", gerakan pembebasan (kemerdekaan) berbau Islam. Sebagai organisasi "teroris".

    Sekali ini tidak! Barat menonton! Barat tengah asyik menyaksikan, dan memang mengharapkan Assad runtuh. Tumbang, tanpa perlu meminta Israel  ikut membom Damaskus (Ibukota), agar akselerasi kejatuhan Rezim Assad berlangsung lebih 'instant'. 

    Keberhasilan salah satu faksi perlawanan Bashar Al-Assad, Hayat Tahrir Al-Sham (HTS). Merebut  kota-kota penting secara cepat (seminggu), mulai dari Idlib, Aleppo, dan kemarin Kota Hama, telah memberi sinyal. 

BACA JUGA:Diperkirakan Berasal dari Zaman Kuno! Jejak Kaki Raksasa di Reruntuhan Ain Dara Suriah

     Bashar Al-Asad segera tumbang. "Pintu rumah" Assad, dalam hitungan 1  hari ini akan diketuk. Atau pintu itu akan terbuka sendiri, dengan langkah gontai. Meninggalkan Suriah, pergi ke pengasingan?

     Tanda-tanda penguasa 24 tahun  (sejak tahun 2000), tengah berada  di gerbang akhir kekuasaan, nampak makin jelas.  Konsolidasi Hezbollah (Lebanon), dan "recovery" Iran setelah saling serang instalasi arsenal dengan Israel, membuat fokus keduanya terpecah. 

     Hal itu ditambah lagi dengan konflik Rusia-Ukraina yang memasuki tahun ke-3.  "Supporting" AS (dan sekutunya) kepada pemerintahan Zvonomyr Zelinsky (Ukraina) yang tak terbatas, menjadikan perang ini tidak mudah bagi Rusia. Rusia, sepertihalnya Hezbollah dan Iran, tidak lagi sepenuhnya membantu Assad.

     Rezim Bashar Al-Assad yang sejak tahun 2011 terimbas "Musim Semi Arab" (Arab Spring).  Atau lebih dikenal sebagai "Revolusi Timur Tengah", terus menerus menghadapi pemberontakan dari sejumlah sampalan organisasi perlawanan Islam.

BACA JUGA:Suriah Dibantu Wagner Kirim Sistem Hanud Pantsir S-1 Ke Hizbullah

     Menilik negara-negara 'oposisi' AS di Timur Tengah, hanya Assad yang selamat dari keruntuhan akibat "Arab Spring". Salah satunya, Mohammar Khadafi (Libya), "close friend" dan sahabat kental yang selalu mendukung Assad, tumbang dan terbunuh. 

       Jauh sebelumnya (2006), karib seiya-sekata Partai Ba'ath Suriah di Irak (baca: Bashar Al-Assad), Saddam Hussein tewas di tiang gantungan. Harapan Assad untuk mempertahankan kekuasaan, tinggal pada kebaikan: Iran, Rusia, dan Hezbollah (Lebanon).

Kategori :