PAGARALAMPOS.COM - Suku Huli adalah salah satu kelompok etnis asli Papua Nugini yang terkenal dengan tradisi dan budaya uniknya.
Terletak di wilayah dataran tinggi Pegunungan Hela, suku ini telah mempertahankan cara hidup tradisional selama berabad-abad, meskipun pengaruh modernisasi perlahan merambah kehidupan mereka.
Salah satu aspek yang paling menarik dari Suku Huli adalah praktik kehidupan yang terpisah antara wanita dan pria, termasuk tinggal di rumah yang berbeda.
Kepercayaan dan Alasan Hidup Terpisah
Pemikiran tradisional Suku Huli sangat dipengaruhi oleh kepercayaan spiritual dan pandangan tentang kesucian tubuh.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Islam di Pagar Alam: Dari Puyang Awak Hingga Masjid Perdipe
Dalam budaya mereka, wanita dianggap memiliki energi yang berbeda dari pria, dan kontak yang terlalu dekat antara keduanya diyakini dapat memengaruhi kekuatan spiritual dan fisik pria, terutama kekuatan mereka sebagai pejuang.
Oleh karena itu, pria Huli memilih untuk tinggal terpisah dari wanita, terutama selama masa pelatihan atau ritual tertentu.
Pria dewasa sering tinggal di rumah komunal yang disebut men's house, tempat mereka belajar keterampilan bertarung, berburu, dan menjalani berbagai ritual untuk meningkatkan kekuatan dan keberanian.
Sementara itu, wanita biasanya tinggal di rumah yang lebih kecil dan terpisah bersama anak-anak mereka, terutama yang masih kecil.
BACA JUGA:Penemuan Kota Kuno Maya di Hutan Meksiko: Menelusuri Jejak Sejarah yang Hilang
Peran Gender dalam Kehidupan Sehari-Hari
Peran pria dan wanita di Suku Huli sangat terpisah dan jelas.
Pria bertanggung jawab atas berburu, menjaga keamanan, dan terlibat dalam konflik antarsuku, yang masih sering terjadi di wilayah ini.
Sementara itu, wanita memegang peran penting dalam mengelola rumah tangga, merawat anak-anak, dan bertani.