Praktik jahitan dilakukan dengan harapan bahwa wanita tetap "terjaga" dan tidak dapat terlibat dalam hubungan seksual sampai hari pernikahan mereka.
BACA JUGA:Bukan Cuma Makanan, Tapi Sejarah Bakwan yang Menarik! Tahu Tidak?
Dampak Kesehatan dan Psikologis
Selain kontroversial dan mengundang kecaman dari berbagai organisasi hak asasi manusia, praktik jahitan ini membawa dampak serius bagi kesehatan wanita.
Prosedur ini sangat berisiko karena dapat menyebabkan infeksi, perdarahan, dan bahkan kematian jika tidak dilakukan dengan standar medis yang baik.
Jahitan yang terlalu ketat atau tidak steril dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, seperti masalah kesuburan, infeksi kronis, serta kesulitan saat melahirkan.
Dari segi psikologis, wanita yang mengalami prosedur ini sering kali menderita trauma emosional dan fisik.
BACA JUGA:Apa yang Membuat Kurma Begitu Khas dan Penuh Sejarah? Simak Penjelasannya!
Mereka merasa tertekan oleh norma sosial yang menuntut mereka untuk mempertahankan keperawanan dengan cara yang menyakitkan dan berisiko.
Mereka juga sering kali dibebani rasa takut akan kegagalan untuk memenuhi ekspektasi budaya, yang dapat menimbulkan rasa malu dan ketidakpuasan diri.
Upaya Penghentian Praktik Jahitan
Seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang hak asasi manusia dan kesehatan wanita, banyak organisasi internasional dan pemerintah negara-negara di dunia berusaha mengakhiri praktik jahitan ini.
Organisasi seperti PBB dan WHO mengecam praktik semacam ini dan bekerja dengan komunitas-komunitas lokal untuk menyediakan pendidikan tentang kesehatan reproduksi dan hak-hak wanita.
BACA JUGA:Peradaban Suku Maya. Peninggalan Sejarah Terbesar Dunia
Banyak negara sekarang memiliki undang-undang yang melarang praktik semacam ini, meskipun tantangan besar tetap ada dalam melawan tradisi yang sudah ada selama berabad-abad.
Untuk menghentikan praktik ini secara efektif, diperlukan pendekatan yang melibatkan perubahan sosial, pendidikan, dan pemberdayaan wanita agar mereka dapat menentukan nasib tubuh mereka sendiri tanpa takut akan norma sosial yang mengekang.