Idrus dan Markonah Mengaku Raja dan Ratu! Apa Reaksi Soekarno?

Senin 02-12-2024,21:32 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

Dalam pertemuan yang berlangsung dengan penuh canda tawa tersebut, Soekarno seolah-olah menerima klaim tersebut dan membalas dengan mengatakan bahwa jika Idrus dan Markonah memang raja dan ratu, maka dia akan menjadi "raja besar" yang datang untuk mengunjungi mereka.

Namun, meskipun Soekarno tidak menanggapi serius klaim tersebut, beliau tetap menunjukkan sikap hormat kepada kedua sosok tersebut.

Dalam berbagai kesempatan, Soekarno menunjukkan bahwa dirinya sebagai pemimpin bangsa sangat menghargai tradisi dan budaya lokal, meskipun kadang kala hal itu diluar nalar atau humoris.

Beliau memahami bahwa banyak masyarakat Indonesia yang masih memegang teguh kepercayaan dan adat istiadat mereka, meskipun sudah berada di bawah pemerintahan negara modern.

BACA JUGA:7 Ulama yang Terkenal Perjuangannya dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Kisah ini kemudian dikenal sebagai salah satu momen humoris dalam perjalanan politik Soekarno.

Kunjungan tersebut juga memperlihatkan betapa Soekarno sangat dekat dengan rakyat dan mampu menangkap sisi manusiawi dari setiap lapisan masyarakat, termasuk mereka yang mengaku sebagai raja dan ratu di sebuah suku kecil di pedalaman.

Namun, tidak hanya sekadar guyonan, kejadian ini juga menunjukkan keteguhan Soekarno dalam mempertahankan dan menjaga kebudayaan Indonesia.

Meski banyak yang menganggap klaim Idrus dan Markonah sebagai hal yang tidak serius, Soekarno tetap menghargai dan memberi perhatian pada kebudayaan lokal yang berkembang di masyarakat.

BACA JUGA:Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928: Tonggak Sejarah Persatuan dalam Perjuangan Bangsa

Momen ini menjadi salah satu contoh bagaimana Soekarno mampu menghadapinya dengan bijaksana dan penuh humor.

Seiring waktu, kisah ini menjadi cerita legenda yang terus diingat oleh masyarakat.

Idrus dan Markonah tidak hanya dikenal sebagai pasangan yang mengaku raja dan ratu, tetapi juga sebagai simbol dari kehidupan sederhana dan kearifan lokal yang tetap dihargai di tengah modernisasi Indonesia.

Kategori :