Suku Asmat
Suku Asmat, yang mendiami pesisir barat daya Papua, juga dikenal dengan tradisi kanibalisme yang terkait dengan kepercayaan mereka terhadap roh leluhur dan siklus hidup-mati.
Mereka meyakini bahwa setiap kematian disebabkan oleh tindakan seseorang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk membalas dendam, mereka merasa perlu untuk membunuh dan memakan orang yang dianggap bertanggung jawab atas kematian tersebut.
BACA JUGA:Sudah Tahu Tentang Sejarah Gunung Puntang? Ayo Temukan Keindahannya di Pendakian!
BACA JUGA:Kerajaan Tumapel: Menyelami Sejarah Politik dan Kekuasaan di Jawa Timur
Mengonsumsi daging musuh juga dipercaya memberikan kekuatan tambahan bagi mereka.
Salah satu peristiwa yang terkenal terkait dengan suku Asmat adalah hilangnya Michael Rockefeller, putra dari Wakil Presiden AS Nelson Rockefeller, pada tahun 1961.
Meskipun ada spekulasi bahwa Rockefeller dibunuh dan dimakan oleh suku Asmat, hal ini tidak pernah terbukti. Seiring berjalannya waktu dan dengan pengaruh modernisasi serta pemerintah, praktik kanibalisme di kalangan suku Asmat semakin berkurang sejak tahun 1970-an.
Suku Dani
Suku Dani yang mendiami dataran tinggi Papua juga memiliki tradisi kanibalisme, terutama dalam konteks ritual perang dan penghormatan kepada orang mati.
BACA JUGA:Tonggak Sejarah Persatuan Indonesia Memaknai dan Pengaruh Hari Sumpah Pemuda
BACA JUGA:Angklung: Sejarah dan Peranannya dalam Budaya Indonesia yang Mendunia
Mereka percaya bahwa dengan memakan daging musuh yang tewas dalam perang, mereka dapat menghancurkan roh musuh dan melindungi diri dari roh jahat. Selain itu, mereka juga memakan anggota keluarga yang meninggal sebagai tanda penghormatan.
Praktik kanibalisme ini terakhir kali tercatat pada tahun 1968, ketika seorang pria yang dituduh sebagai mata-mata dibunuh dan dimakan oleh suku Dani.
Sejak saat itu, dengan pengaruh agama Kristen dan kebijakan pemerintah, tradisi ini hampir sepenuhnya hilang.