Motif harimau di gagangnya dan ornamen buaya di sarungnya mencerminkan kekuatan dan kekayaan kerajaan.
BACA JUGA:Kekayaan Sejarah Pasemah Dibalik Historis Megalitikum Yang tak Terwariskan
BACA JUGA:Kerajaan Tumapel: Menyelami Sejarah Politik dan Kekuasaan di Jawa Timur
Kalung Uncal, yang terbuat dari emas seberat 170 gram dan dihiasi liontin berelief kisah Ramayana, juga merupakan peninggalan penting.
Kalung ini digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara setelah kerajaan tersebut ditaklukkan, menggambarkan pengaruh mitologi Hindu dalam budaya Kutai.
Ketopong Sultan, sebuah mahkota emas seberat 1,98 kg, ditemukan pada tahun 1890 di Muara Kaman.
Saat ini, ketopong ini disimpan di Museum Nasional Jakarta, dengan replika di Museum Mulawarman.
BACA JUGA:Jadi Kontroversi! Sejarah Dunia Mencatat 10 Kaisar Romawi Ini Miliki Kelakuan Negatif
BACA JUGA:Kekayaan Sejarah Pasemah Dibalik Historis Megalitikum Yang tak Terwariskan
Ketopong ini adalah simbol kekuasaan dan menunjukkan keterampilan seni masyarakat saat itu.
Selain itu, prasasti Kerajaan Kutai yang ditemukan merupakan bukti tertua tentang eksistensi kerajaan Hindu di Kalimantan, memberikan gambaran tentang kehidupan sosial, politik, dan budaya saat itu.
Terdapat pula kura-kura emas yang dipamerkan di Museum Mulawarman, yang merupakan hadiah dari seorang pangeran China kepada Putri Aji Bidara Putih, menggambarkan hubungan internasional yang dijalin oleh Kerajaan Kutai.
Secara keseluruhan, peninggalan-peninggalan ini bukan hanya bukti sejarah, tetapi juga saksi bisu perjalanan panjang budaya Indonesia.
Dengan memahami dan melestarikan warisan ini, kita menghargai keberagaman budaya Indonesia dan memastikan bahwa sejarah Kerajaan Kutai tetap hidup di benak generasi mendatang.