Perahu yang membawa Maulana Kali, Sari Banun dan Sari Babar hanyut terbawa arus laut dan terjebak di antara dua bukit besar.
Maulana Kali ditambatkan pada sebuah batu agar tidak hanyut, dan batu tersebut kemudian dikenal sebagai tempat berlabuhnya kapal. Perahu layar ini aman.
Rajobrad Putia yang saat itu berkuasa di Lembah Harau mengizinkan keluarga Maulana Kali untuk menetap.
BACA JUGA:Ini Misteri Alam dan Mitos di Lembah Harau, Ternyata Miliki Sejarah Kelam
Di negara lain, raja Hindustan kini menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa pulang ke rumah.
Tak sadar akan sumpah putrinya, ia berinisiatif menikahi Rambun Pade, pemuda asal Sari Babar dan Harau.
Pernikahan ini menghasilkan seorang anak yang sangat disayangi oleh Maulana Kali dan Sari Banun.
Suatu hari, mainan seorang anak jatuh ke laut, sehingga anak tersebut memanggil ibunya untuk mengambilnya. Sari Babar terjun ke laut untuk mengambilnya, namun tersapu gelombang besar.
BACA JUGA:Kisah Pilu Lembah Harau, Apa yang Sebenarnya Terjadi?!
Sari Babar diseret hingga terjepit di antara dua batu besar, namun ia berdoa agar air segera surut. Sali Babar teringat akan sumpahnya dan takut dirinya akan berubah menjadi batu.
Sambil berdoa, dia memohon kepada Tuhan untuk membawakan barang-barang rumah tangga kepadanya dan meletakkannya di samping batu yang menopangnya.
Lambat laun, kaki Sari Babar membeku dan berubah menjadi batu.
Hal yang sama berlaku untuk bagian tubuh lainnya.
BACA JUGA:Misteri dan Mitos Lembah Harau! Jejak Sejarah Pilu yang Tersembunyi Dibalik Keindahan Alamnya
Sebuah batu berbentuk ibu menggendong anak di salah satu bagian Lembah Harau diduga milik Sari Babar yang sedang makan Idul Fitri.
Kisah yang masih diwariskan di kalangan masyarakat Lembah Harau ini dikenal dengan nama Landai Sari Babar dan kemudian menjadi salah satu kesenian tradisional masyarakat Lembah Harau.