PAGARALAMPOS.COM - Gunung Padang, sebuah situs megalitik yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, telah menjadi pusat perhatian banyak kalangan, baik itu peneliti, arkeolog, maupun masyarakat umum.
Situs ini dikenal karena susunan batu-batunya yang tampak tidak alami, memunculkan berbagai spekulasi dan kontroversi tentang asal-usulnya.
Apakah batu-batu tersebut merupakan bukti peradaban kuno yang hilang, ataukah hanya sebuah formasi alamiah yang terbentuk secara geologis?
Gunung Padang pertama kali ditemukan pada tahun 1914 oleh seorang peneliti Belanda, namun baru pada beberapa dekade terakhir, perhatian terhadap situs ini semakin meningkat.
BACA JUGA:Temukan 100 Koin Kuno Romawi: Penemuan Bersejarah di Pegunungan Alpen!
Situs ini terletak di puncak bukit dengan lebih dari 300 struktur batu yang tersebar di area seluas 3 hektar.
Batu-batu tersebut tersusun rapi dalam bentuk terasering, mirip dengan struktur piramida.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa beberapa batu tampak memiliki bentuk dan pola yang sangat teratur, menambah misteri situs ini.
Teori Peradaban Kuno
Salah satu pandangan yang paling kontroversial adalah teori yang menganggap Gunung Padang sebagai bukti adanya peradaban kuno yang lebih tua dari peradaban yang kita kenal, seperti Mesir Kuno atau Sumeria.
BACA JUGA:Selain Enak Jadi Lalapan! Inilah Beragam Manfaat dan Khasiat Khas Petai Cina!
Para pendukung teori ini berpendapat bahwa struktur batu-batu di Gunung Padang bukanlah hasil dari pembentukan alamiah, melainkan hasil karya manusia purba yang memiliki teknologi canggih.
Mereka mengacu pada penemuan batu-batu yang diduga berusia lebih dari 20.000 tahun, jauh lebih tua dari kebanyakan situs megalitik lainnya di Indonesia.
Para peneliti seperti Dr. Danny Hilman Natawidjaja, yang terlibat dalam penelitian situs ini, mengungkapkan bahwa terdapat lapisan-lapisan batu yang lebih dalam yang menunjukkan bukti bahwa Gunung Padang adalah situs yang telah dibangun dan digunakan oleh manusia kuno.
Mereka percaya bahwa struktur batu ini merupakan bagian dari sebuah situs keagamaan atau pusat pemukiman yang memiliki pengetahuan tinggi tentang arsitektur dan astronomi.