Jumputan Palembang: Warisan Budaya yang Tetap Hidup dalam Tradisi dan Pelestariannya

Minggu 17-11-2024,06:56 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Pembuatan kain jumputan dimulai dengan pemilihan kain sutra putih yang dipotong dan diberi pola menggunakan pensil.

Bagian-bagian kain kemudian dijelujur dengan tali rafia dan ditarik dengan erat.

Setelah itu, kain dicelupkan dalam larutan pewarna dengan menggunakan teknik tie and dye.

Proses pewarnaan ini dilakukan dengan sangat hati-hati untuk memastikan warna merata dan motif yang diinginkan terlihat jelas.

BACA JUGA:Penasaran dengan Sejarah Candi Sambu? Temukan Jawabannya di Sini!

BACA JUGA:Berani Berkunjung?! Inilah Bangunan Peninggalan Sejarah Paling Mistis di Indonesia!

Setelah proses pewarnaan selesai, kain dijemur hingga kering. Ketika tali pengikat dilepas, pola yang terbentuk akan muncul dengan jelas.

Beberapa motif yang sering ditemukan pada kain jumputan antara lain kembang janur, bintik lima, dan motif mawar double.

 Pelestarian Kain Jumputan

Kain jumputan terus dilestarikan melalui upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan pengrajin.

BACA JUGA:7 Peninggalan Kerajaan Kutai yang Membawa Jejak Sejarah Nusantara

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kerajaan Kutai: Inilah 7 Peninggalan Berharga yang Perlu Anda Ketahui!

Berbagai pameran, kegiatan edukasi, serta promosi dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian seni tradisional ini.

Dengan teknik yang beragam dan warna yang menakjubkan, kain jumputan Palembang bukan hanya sekadar kain, tetapi simbol budaya yang terus dihargai dan dilestarikan hingga kini.

Kategori :