BACA JUGA:Menguak Sejarah dan Misteri Gunung Singgalang, Sumatera Barat
BACA JUGA:Kemegahan Sriwijaya: Pusat Perdagangan dan Kebudayaan yang Mengukir Sejarah
Beberapa pihak menganggap bahwa sifat publik dari upacara ini, yang terkadang invasif, bisa mengancam privasi pasangan dan menimbulkan pertanyaan tentang persetujuan mereka.
Perubahan dalam undang-undang perkawinan dan nilai budaya juga memperkuat perdebatan tentang relevansi upacara ini di zaman sekarang.
Banyak yang berpendapat bahwa dengan adanya peningkatan kesadaran tentang otonomi individu, ritual-ritual publik semacam ini mungkin sudah tidak relevan lagi.
Namun, bagi sebagian orang, mempertahankan tradisi ini dianggap sebagai cara untuk melestarikan warisan budaya yang kaya.
BACA JUGA:Lampung Bersejarah! Temukan Tempat-tempat yang Menjadi Saksi Bisu Perjalanan Panjang!
BACA JUGA:Menggali Sejarah Lampung: Saksi Bisu yang Menyimpan Kisah Panjang
Meskipun demikian, penting untuk menilai dampak emosional yang bisa timbul dari upacara tersebut, terutama jika hal itu mengganggu kenyamanan atau menimbulkan tekanan bagi pasangan.
Ritual bedding ceremonies dengan sejarah panjang dan simbolisme yang rumit, memberikan pandangan unik tentang kehidupan pernikahan bangsawan sepanjang zaman.
Namun, dengan perubahan zaman, bagaimana tradisi ini beradaptasi dengan perkembangan nilai dan norma budaya tetap menjadi topik yang terus diperdebatkan.