Cerita ini berkembang selama masa kolonial Belanda, ketika seorang peneliti Jerman, Franz Wilhelm Junghuhn, pada abad ke-19 berusaha mempelajari Kawah Putih.
Meskipun banyak yang memperingatkan karena mitos yang mengitarinya, Junghuhn tetap melakukan perjalanan ke kawasan itu.
BACA JUGA:Mengungkap Fakta Tersembunyi tentang Budaya dan Sejarah Gunung Himalaya
BACA JUGA:Menguak Sejarah dan Misteri Gunung Singgalang, Sumatera Barat
Setibanya di kawah, Junghuhn menyadari bahwa tempat itu bukanlah sarang makhluk halus, melainkan kawah vulkanik yang indah dengan aktivitas geotermal yang unik.
Penemuan ini membuktikan bahwa keindahan Kawah Putih lebih dari sekadar cerita mistis. Sejak saat itu, kawasan Gunung Patuha, khususnya Kawah Putih, mulai dikenal sebagai tempat wisata dengan pemandangan alam yang luar biasa.
Meski begitu, sebagian masyarakat masih percaya bahwa ada kekuatan spiritual yang melekat pada gunung ini, meskipun banyak cerita mistis telah terbukti sebagai mitos.
BACA JUGA:Petualangan di Gunung Raung: Pilih Jalur Pendakian yang Tepat untuk Keamanan
BACA JUGA:Petualangan Mistis di Gunung Lawu: Misteri Makam-Makam yang Menyelimuti Puncak
Gunung Patuha II
Selain Gunung Patuha utama, terdapat juga referensi mengenai "Gunung Patuha II," meskipun istilah ini tidak digunakan secara resmi dalam referensi geografis modern.
Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa "Patuha II" merujuk pada area atau puncak lain yang terkait dengan Gunung Patuha utama, namun lebih rendah atau sebagai cabang dari puncaknya.
Walaupun demikian, informasi tentang Gunung Patuha II lebih jarang ditemukan dan tidak digunakan secara luas dalam literatur modern.
BACA JUGA:Petualangan Mistis di Gunung Lawu: Misteri Makam-Makam yang Menyelimuti Puncak
BACA JUGA:Mengungkap Misteri Gunung Lawu: Jelajah Gaib di Puncak yang Penuh Makam
Gunung Patuha, dengan segala mitos dan keindahannya, tetap menjadi bagian penting dari kekayaan alam dan budaya Indonesia, khususnya di Jawa Barat.