BACA JUGA:Misteri Batu Megalitikum Lahat: Karya Manusia Prasejarah atau Kutukan Si Pahit Lidah!?
Alasan Kenapa Al-Ula Dilarang Dikunjungi Dahulu
Meskipun kaya akan sejarah, Al-Ula, khususnya Madain Saleh, dianggap sebagai tempat yang membawa kesialan bagi masyarakat setempat.
Hal ini berakar dari kisah-kisah dalam sejarah dan kepercayaan agama Islam. Menurut tradisi Islam, Al-Ula diyakini sebagai tempat tinggal kaum Tsamud yang durhaka.
Kaum Tsamud adalah suku kuno yang disebut dalam Al-Qur’an, yang diberi peringatan oleh Nabi Saleh untuk menyembah Tuhan dan menjauhi perbuatan maksiat.
Namun, kaum Tsamud menolak dan malah membunuh unta betina yang diberikan Tuhan sebagai tanda peringatan.
BACA JUGA:Menguak 4 Daya Tarik Batu Kursi Raja Siallagan: Destinasi Sejarah di Pulau Samosir
Akibatnya, mereka menerima azab yang dahsyat dari Tuhan yang menghancurkan seluruh kaum Tsamud.
Kisah ini menjadi alasan utama mengapa Al-Ula dan Madain Saleh dianggap sebagai tempat yang membawa nasib buruk atau terkutuk.
Masyarakat sekitar mempercayai bahwa sisa-sisa kaum Tsamud yang ditemukan di Madain Saleh tersebut masih memiliki energi negatif, dan beberapa percaya bahwa siapapun yang mendekati tempat ini bisa terkena kesialan atau bahkan azab.
Seiring waktu, larangan ini menjadi bagian dari kepercayaan masyarakat, dan mengunjungi Al-Ula menjadi hal yang tabu selama beberapa generasi.
BACA JUGA:Sejarah Pura Giri Arjuno: Warisan Budaya Hindu Dharma di Lereng Gunung Arjuno
Kebangkitan Al-Ula sebagai Tujuan Wisata Budaya
Namun, belakangan ini, larangan terhadap Al-Ula mulai perlahan mencair.
Pemerintah Arab Saudi mulai menyadari potensi wisata dan nilai sejarah dari situs ini.
Sejak 2017, pemerintah gencar mempromosikan Al-Ula sebagai tujuan wisata budaya dan sejarah dalam rangka inisiatif Vision 2030, yang bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi Saudi yang tidak hanya bergantung pada minyak.