Di dalam area tersebut terdapat kursi dan meja yang semuanya terbuat dari batu besar, membentuk area pertemuan terbuka di tengah hutan.
BACA JUGA:Mengungkap Fakta Tersembunyi tentang Budaya dan Sejarah Gunung Himalaya
Tempat duduk tersebut terdiri dari kursi khusus untuk Raja Siallagan, kursi para tetua adat, dan kursi untuk saksi maupun terdakwa.
Setiap kursi batu tersebut ditata dengan posisi tertentu yang melambangkan hirarki serta posisi dalam persidangan.
Bagi pengunjung, susunan ini memberikan nuansa mistis dan sakral, karena batu-batu tersebut sudah berusia ratusan tahun dan menjadi saksi bisu peristiwa penting di masa lampau.
3. Kisah Eksekusi dan Ritual Adat
Daya tarik lain dari Batu Kursi Raja Siallagan adalah kisah-kisah eksekusi yang masih kental di ingatan masyarakat.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kerajaan Demak: Dari Puncak Kemegahan hingga Kejatuhan
Dalam hukum adat Batak pada masa itu, pelaku kejahatan berat, seperti pembunuhan atau pengkhianatan, akan dieksekusi di tempat ini.
Eksekusi dilakukan di atas batu eksekusi, dengan berbagai prosesi ritual yang diyakini sebagai bagian dari tradisi mistis.
Prosesi tersebut biasanya disertai dengan upacara adat, dan tubuh terdakwa yang telah dieksekusi konon diperlakukan dengan cara khusus.
BACA JUGA:Menguak Sejarah dan Misteri Gunung Singgalang, Sumatera Barat
Kisah ini menambah aura mistis di sekitar situs dan membuat pengunjung tertarik untuk lebih memahami sisi gelap dari tradisi suku Batak pada masa lalu.
4. Rumah Adat Batak dan Pemandangan Alam di Sekitarnya
Di sekitar Batu Kursi Raja Siallagan terdapat beberapa rumah adat Batak yang masih terawat dengan baik.
Rumah-rumah adat ini berdiri dengan arsitektur tradisional yang khas, lengkap dengan ornamen dan ukiran yang menceritakan kisah-kisah leluhur Batak.