Bagaimana Pengaruh Budaya Arab Terhadap Kehidupan di Kampung Arab Solo? Simak Ulasannya!

Senin 04-11-2024,13:33 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM – Kampung Arab di Solo, yang terletak di wilayah Pasar Kliwon, adalah kawasan yang penuh dengan nilai sejarah dan identitas budaya.

Kawasan ini menjadi tempat tinggal masyarakat keturunan Arab yang telah menetap selama berabad-abad, menjadikannya saksi hidup akulturasi budaya antara pendatang dari Timur Tengah dan penduduk lokal. 

Sejarah keberadaan Kampung Arab di Solo bermula pada masa penjajahan Belanda, ketika orang-orang keturunan Arab didatangkan ke Indonesia dan ditempatkan dalam kategori penduduk Timur Asing.

Pada masa kolonial, Belanda memberlakukan kebijakan yang mengharuskan masyarakat keturunan Arab tinggal di kawasan tertentu untuk memudahkan pengawasan terhadap mereka, terutama karena kekhawatiran akan pengaruh penyebaran Islam yang cukup besar.

BACA JUGA:Mengungkap Jejak Sejarah Kerajaan Galuh: Warisan Budaya Sunda yang Terjaga

Saat mengunjungi Kampung Arab, kita bisa merasakan betapa kuatnya pengaruh sejarah yang melekat di kawasan ini. 

Pasar Kliwon, dulunya dikenal sebagai pasar kambing yang hanya beroperasi pada hari-hari tertentu, lambat laun bertransformasi menjadi sebuah kawasan pemukiman khusus bagi masyarakat keturunan Arab. 

Kampung Arab tidak hanya berfungsi sebagai hunian, tetapi juga menyimpan cerita panjang tentang perjuangan dan ketangguhan masyarakat keturunan Arab dalam menjaga tradisi dan identitas mereka sambil beradaptasi dengan budaya lokal di Solo.

Sejarah kampung ini menjadi lebih menarik dengan adanya bukti nyata berupa tanah yang kini digunakan sebagai lokasi berdirinya Rumah Sakit Kustati. 

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kerajaan Sunda: Dari Pakuan Pajajaran ke Pusat Kebangkitan Kawali

Menurut kisah turun-temurun, tanah tersebut merupakan hadiah dari Paku Buwono X untuk seorang tokoh keturunan Arab yang dikenal sebagai guru mengaji dan ahli pengobatan. 

Tokoh tersebut pernah menyembuhkan penyakit seorang putri sunan bernama Kustati, dan sebagai bentuk penghormatan, namanya diabadikan menjadi nama rumah sakit di kawasan tersebut.

Rumah Sakit Kustati kini menjadi bagian tak terpisahkan dari Kampung Arab, menggambarkan ikatan antara masyarakat keturunan Arab dengan sejarah dan budaya lokal.

Selain dari segi sejarah, Kampung Arab juga memiliki daya tarik dari segi budaya dan arsitektur. 

BACA JUGA:Dari Panji Sakti ke Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Buleleng

Bangunan di kawasan ini memperlihatkan perpaduan antara gaya arsitektur Arab dan Jawa yang sangat harmonis. 

Kategori :