PAGAR ALAM, PAGARALAMPOS.COM - Pada masa Dinasti Abbasiyah, banyak sejarawan terkemuka muncul, memberikan kontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang sejarah.
Salah satu tokoh penting dalam hal ini adalah Ibnu Ishaq.
Lahir dengan nama Muhammad bin Ishaq bin Yasar pada tahun 704 M di Madinah, Ibnu Ishaq dikenal sebagai salah satu sejarawan Muslim pertama yang berfokus pada biografi Nabi Muhammad.
Ia meninggal pada tahun 768 M.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Perjuangan di Nganjuk: 7 Destinasi Wisata yang Sarat Makna Kemerdekaan
Karya paling terkenalnya adalah "Sirah Nabawiyah," yang diakui sebagai biografi Nabi Muhammad yang paling komprehensif dan awal.
Sayangnya, teks asli "Sirah Nabawiyah" tidak ada yang tersisa hingga kini. Yang tersedia saat ini adalah versi yang disadur oleh para ulama, terutama oleh Ibnu Hisyam.
Meskipun demikian, karya Ibnu Ishaq tetap menjadi rujukan penting dalam studi kehidupan Nabi Muhammad.
Ibnu Sa’ad, seorang sejarawan lainnya, mengakui peran Ibnu Ishaq sebagai orang pertama yang mengumpulkan dan mencatat secara sistematis berbagai ekspedisi Rasulullah.
BACA JUGA:Menguak Sejarah dan Keunikan Geco, Kuliner Legendaris dari Cianjur
Dengan demikian, Ibnu Ishaq dapat dianggap sebagai pelopor dalam pencatatan sejarah Islam, memberikan dasar bagi sejarawan selanjutnya untuk mengeksplorasi lebih jauh tentang masa awal Islam.
Sejak kecil, Ibnu Ishaq dibesarkan di Madinah, yang saat itu merupakan pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam.
Ia termasuk dalam kelompok tabi’in, yang berarti ia hidup setelah generasi sahabat Nabi Muhammad.
Ibnu Ishaq tinggal di Madinah hingga peralihan kekuasaan dari Dinasti Umayyah ke Dinasti Abbasiyah, setelah itu ia melakukan perjalanan ke berbagai daerah, termasuk Irak dan Iran, sebelum akhirnya menetap di Baghdad.
BACA JUGA:Wisata Kuliner dan Sejarah di Jalan Surya Kencana, Pusat Pecinan Kota Bogo