Akhirnya, Jaya berhasil menjadi pemenang.
Namun, cerita ini tidak berakhir bahagia, karena Jaya yang merasa tidak layak mendapatkan putri raja, memilih untuk mengundurkan diri.
Ia pergi ke hutan dan berdoa kepada dewa agar dijadikan batu.
Doanya dikabulkan, dan ia pun menjadi Batu Tumpang, yang hingga kini masih ada dan dianggap sakral oleh masyarakat.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kota Depok: Pernah Menjadi Negara dan Dipimpin oleh Presiden
Legenda ini mengisahkan tentang cinta, pengorbanan, dan keberanian, serta memberikan pelajaran tentang nilai kesederhanaan dan kerendahan hati.
2. Cerita Si Pahit Lidah
Cerita kedua yang tak kalah menarik adalah tentang Si Pahit Lidah, seorang pemuda tampan yang dikenal karena ucapannya yang tajam dan pedas.
Meskipun ia memiliki keahlian dalam berbicara dan bernegosiasi, sifatnya yang mudah tersinggung membuatnya sering kali bertengkar dengan orang lain.
Suatu ketika, Sriwijaya dihadapkan pada ancaman dari kerajaan tetangga.
BACA JUGA:Bikin Geleng-geleng Kepala: Sejarah Menarik Gunung Slamet dan Mitosnya
Raja Sriwijaya mengumpulkan para pemuda terbaik untuk membantu mempertahankan kerajaan.
Si Pahit Lidah mendaftar sebagai sukarelawan, meskipun banyak yang meragukan kemampuannya karena sifatnya yang pemarah.
Dalam pertempuran melawan musuh, Si Pahit Lidah menggunakan kemampuannya untuk bernegosiasi dan membujuk musuh agar mundur tanpa pertumpahan darah.
Ia berhasil menyelesaikan konflik tanpa ada yang terluka, dan berkat keberaniannya, kerajaan Sriwijaya selamat dari ancaman.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Puncak Tertinggi Gunung Leuser: Surga Alam yang Terancam