Mengungkap Sejarah Menarik Benteng Fort Rotterdam, Ikon Makassar

Jumat 01-11-2024,08:38 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

Setelah berada di bawah kekuasaan Belanda, Fort Rotterdam menjadi pusat administrasi pemerintahan di Sulawesi dan digunakan sebagai benteng pertahanan dan pusat kegiatan militer.

Benteng ini juga berfungsi sebagai tempat penahanan bagi para pemberontak, salah satunya adalah Pangeran Diponegoro.

BACA JUGA:Situs-situs Bersejarah di Lereng Gunung Cikuray: Warisan yang Terpendam

Tokoh pahlawan nasional yang memimpin Perang Diponegoro pada 1825-1830 ini ditahan di Fort Rotterdam selama 26 tahun hingga akhir hayatnya.

Arsitektur yang Menawan

Benteng Fort Rotterdam memiliki luas sekitar 3 hektar dan terdiri dari lima bastion (menara pertahanan) yang mengelilingi area utama.

Dari udara, benteng ini berbentuk seperti penyu yang sedang merangkak menuju lautan. Filosofi ini menggambarkan karakter Kerajaan Gowa yang kokoh di daratan tetapi memiliki kekuatan di lautan.

Arsitektur benteng ini memadukan gaya Eropa dan lokal, terutama pada tembok-tembok tinggi yang kokoh dan gerbang dengan lengkungan khas gaya Belanda.

BACA JUGA:Mengungkap Misteri Gunung Patah: Sejarah dan Tradisi Masyarakat Jambi

Di dalam area benteng, terdapat beberapa bangunan bersejarah, termasuk Museum La Galigo.

Museum ini menyimpan koleksi artefak sejarah dan kebudayaan Sulawesi Selatan, seperti peralatan perang, pakaian adat, hingga benda-benda peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo.

Bagi pengunjung yang tertarik mendalami sejarah Sulawesi Selatan, museum ini adalah tempat yang tepat untuk memulai.

Fort Rotterdam Sebagai Destinasi Wisata

Saat ini, Benteng Fort Rotterdam telah menjadi salah satu destinasi wisata bersejarah terpopuler di Makassar.

BACA JUGA:Mengungkap Misteri Gunung Patah: Sejarah dan Tradisi Masyarakat Jambi

Tempat ini sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara, terutama bagi mereka yang ingin menikmati wisata sejarah.

Kategori :