Dewa Siwa dianggap sebagai pelindung dan penguasa alam, dan pemujaan terhadap dewa ini mungkin telah dilakukan di candi tersebut.
Selain arca, tim arkeolog juga menemukan sejumlah keramik yang berasal dari Tiongkok dan Jepang.
Hal ini menandakan adanya hubungan perdagangan antarnegara yang kuat pada masa itu.
Keramik-keramik tersebut memberikan gambaran tentang kebiasaan masyarakat dalam penggunaan barang-barang impor dan menunjukkan betapa terbukanya masyarakat Majapahit terhadap budaya asing.
BACA JUGA: Menelusuri Tradisi dan Sejarah Suku Jawa: Kearifan Lokal dalam Modernitas
Di sisi lain, hasil penelitian di Candi Blawu juga memberikan wawasan tentang teknik konstruksi bangunan candi pada zaman itu.
Batu-batu yang digunakan dalam pembangunan candi terbuat dari batu andesit yang dipotong dengan presisi tinggi.
Struktur candi yang masih berdiri kokoh hingga saat ini adalah bukti dari keterampilan tinggi para pembangunnya.
Situs Candi Blawu tidak hanya memiliki nilai sejarah yang tinggi, tetapi juga menjadi tujuan wisata yang menarik bagi mereka yang ingin belajar lebih banyak tentang sejarah dan budaya Indonesia.
BACA JUGA: Eksplorasi Suku Komering: Tradisi, Sejarah, dan Rumah Panggung di Sumatera
Para pengunjung dapat melihat langsung artefak-artefak yang ditemukan dan menyaksikan bagaimana arkeologi bekerja untuk mengungkap masa lalu.
Selain itu, pemandangan alam di sekitar candi yang masih asri menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat ini.
Kesimpulannya, Candi Blawu di Jombang adalah sebuah harta karun sejarah yang menyimpan banyak cerita dan temuan penting.
Dengan penelitian yang terus dilakukan, diharapkan kita dapat lebih memahami dan menghargai warisan budaya yang ada.
BACA JUGA: Menyusuri Jejak Sejarah Suku Banjar: Asal-Usul dan Adat Istiadatnya
Situs ini bukan sekadar peninggalan, namun juga sebuah pembelajaran berharga tentang peradaban yang pernah ada, serta bagaimana sejarah terbentuknya identitas bangsa kita saat ini.