Peradaban Zaman Perunggu: Sejarah, Peperangan, dan Pembentukan Kekuasaan

Kamis 31-10-2024,14:37 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

Masyarakat pada zaman ini mulai membangun tentara tetap yang terdiri dari prajurit terlatih, bukan lagi sekadar milisi yang dibentuk secara dadakan.

BACA JUGA:Warisan Budaya Suku Sasak: Sejarah dan Tradisi yang Tak Terpisahkan

Alat-alat perang yang terbuat dari logam, seperti pedang, kapak, dan perisai, memberikan keunggulan strategis dalam pertempuran.

Perang juga menjadi sarana bagi penguasa untuk menunjukkan kekuatan dan memperluas wilayah kekuasaan.

Contoh yang paling terkenal adalah konflik antara kerajaan-kerajaan Mesopotamia, seperti Sumeria dan Akkadia, yang saling berperang untuk menguasai lahan subur dan sumber daya air di sepanjang Sungai Eufrat dan Tigris.

Di wilayah lain, seperti Mesir, peperangan juga sering terjadi untuk melindungi perbatasan dari serangan bangsa asing atau untuk menaklukkan daerah-daerah di sekitarnya.

BACA JUGA:Menelusuri Tradisi dan Sejarah Suku Jawa: Kearifan Lokal dalam Modernitas

3. Bukti Arkeologis dan Dampaknya

Bukti-bukti arkeologis dari Zaman Perunggu, seperti peninggalan senjata, sisa-sisa benteng, dan catatan-catatan kuno, memberikan wawasan tentang cara hidup masyarakat pada masa itu.

Misalnya, peninggalan seperti Kuil Kadesh di Suriah, yang dibangun oleh Ramses II, menggambarkan pentingnya peperangan dan kekuatan militer dalam mengukuhkan kekuasaan.

Selain itu, lukisan dan relief yang ditemukan di kuil-kuil kuno menunjukkan adegan-adegan pertempuran, menggambarkan taktik yang digunakan serta senjata yang dipakai.

Dampak dari peperangan pada Zaman Perunggu juga dapat dilihat dari perubahan sosial dan politik.

BACA JUGA:Eksplorasi Suku Komering: Tradisi, Sejarah, dan Rumah Panggung di Sumatera

Kemenangan dalam peperangan sering kali menghasilkan akumulasi kekayaan dan sumber daya, yang kemudian memperkuat posisi penguasa.

Namun, peperangan juga dapat menyebabkan keruntuhan peradaban.

Sebagai contoh, runtuhnya Kerajaan Hittite di Asia Kecil diduga disebabkan oleh kombinasi faktor internal, seperti ketidakstabilan politik, serta tekanan dari invasi bangsa-bangsa lain.

Kategori :