Kenaikan biaya ini diharapkan dapat berkontribusi pada pendanaan yang diperlukan untuk pelestarian, pengelolaan sampah, dan pemeliharaan fasilitas publik di sekitar area wisata.
BACA JUGA:Berapa Harga Tiket Pendakian Gunung Lawu? Cek Rincian dan Tipsnya di Sini!
Kebijakan penyesuaian harga ini juga dipengaruhi oleh peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya.
Lonjakan jumlah pengunjung, terutama saat musim liburan, mengakibatkan dampak signifikan terhadap kondisi alam Gunung Bromo.
Pemerintah dan pihak pengelola merasa perlu membatasi dampak lingkungan melalui pengaturan jumlah pengunjung sekaligus memperbaiki infrastruktur, seperti jalur pendakian dan fasilitas umum, guna memastikan kenyamanan wisatawan dan pelestarian kawasan tersebut.
Respons Wisatawan dan Pelaku Usaha
Respons masyarakat dan pelaku usaha di sekitar kawasan Bromo terhadap kenaikan harga tiket ini cukup beragam.
Beberapa wisatawan menilai harga tiket yang lebih tinggi masih sebanding dengan pengalaman yang mereka peroleh saat mengunjungi Gunung Bromo, terutama dengan pemandangan alamnya yang ikonik.
Namun, ada pula wisatawan yang merasa keberatan dengan kenaikan harga tiket, terutama mereka yang berasal dari kalangan pelajar atau pengunjung yang datang dalam kelompok besar.
Di sisi lain, para pelaku usaha lokal, seperti penyedia jasa transportasi jeep, pemandu wisata, dan pemilik penginapan, menyambut baik kebijakan ini dengan harapan peningkatan fasilitas wisata.
Mereka berpendapat bahwa kenyamanan dan fasilitas yang lebih baik akan menarik lebih banyak wisatawan, yang pada akhirnya juga akan menguntungkan usaha mereka.
Pengaruh Kebijakan Ini Terhadap Wisata Ke Depannya
Meski penyesuaian harga tiket ini diharapkan memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan kualitas wisata, pemerintah setempat tetap terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak.
Ke depannya, BB-TNBTS berencana untuk terus melakukan evaluasi terhadap pengelolaan wisata dan dampak lingkungan.