PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh dalam sejarah Nusantara.
Berdiri pada akhir abad ke-13, tepatnya sekitar tahun 1293 M, Majapahit mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dan patihnya yang terkenal, Gajah Mada.
Pada masa itu, Majapahit menjadi simbol kekuatan dan kemakmuran, dengan wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar Nusantara dan bahkan wilayah di luar Indonesia saat ini.
Namun, kejayaan Majapahit tidak bertahan lama. Pada akhir abad ke-15, kerajaan ini mengalami kemunduran yang berujung pada keruntuhan.
BACA JUGA:Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Puncak Perjuangan Bangsa
Faktor-Faktor Penyebab Runtuhnya Majapahit
Terdapat beberapa faktor utama yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Majapahit, baik dari internal maupun eksternal.
Perselisihan Internal Salah satu faktor yang paling signifikan dalam runtuhnya Majapahit adalah konflik internal di kalangan keluarga kerajaan.
Setelah wafatnya Raja Hayam Wuruk pada tahun 1389, terjadi perselisihan di antara penerus takhta.
Pertentangan ini memicu perang saudara yang dikenal sebagai Perang Paregreg (1404–1406). Perang ini melibatkan dua pihak, yaitu Bhre Wirabhumi, putra Hayam Wuruk dari seorang selir, dan Wikramawardhana, menantu Hayam Wuruk.
BACA JUGA:28 Oktober 1928: Sejarah Sumpah Pemuda dan Semangat Persatuan Bangsa
Perang saudara ini melemahkan kekuatan militer dan pemerintahan Majapahit, menyebabkan instabilitas di seluruh kerajaan.
Krisis Ekonomi Pada masa kemundurannya, Majapahit juga mengalami krisis ekonomi.
Sebagai kerajaan agraris yang sangat bergantung pada pertanian, penurunan hasil panen akibat perubahan iklim dan kebijakan ekonomi yang buruk melemahkan ekonomi kerajaan.
Selain itu, perdagangan laut yang sebelumnya menjadi sumber kemakmuran Majapahit mulai terganggu oleh kehadiran kerajaan-kerajaan maritim baru, seperti Kerajaan Malaka, yang berhasil menguasai jalur perdagangan strategis di Selat Malaka.