Mengungkap Sejarah Mistis dan Spiritualitas Gunung Lawu

Jumat 25-10-2024,00:30 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

Moksa dalam tradisi Hindu-Jawa merupakan pencapaian kesempurnaan spiritual di mana seseorang tidak mengalami kematian fisik, melainkan langsung menyatu dengan alam semesta.

BACA JUGA:Waspada! Ini 7 Pantangan Mendaki Gunung Saat Sedang Menstruasi

Legenda ini memperkuat posisi Gunung Lawu sebagai tempat yang sakral bagi masyarakat Jawa.

Hingga kini, banyak peziarah yang datang untuk melakukan meditasi dan ritual spiritual di beberapa tempat penting di sekitar Gunung Lawu, seperti Candi Cetho dan Candi Sukuh, dua candi Hindu yang terletak di lereng gunung.

Kedua candi ini juga menjadi peninggalan penting dari periode akhir Majapahit, dan arsitektur serta relief-reliefnya mencerminkan kepercayaan dan praktik keagamaan pada masa itu.

Peran Mistis dan Spiritual

Gunung Lawu dikenal sebagai gunung yang sarat dengan cerita mistis dan legenda.

BACA JUGA:Gunung Nona, Surga Tersembunyi di Enrekang yang Wajib Dikunjungi untuk Liburan!

Bagi masyarakat setempat, Lawu bukan hanya sekadar gunung, tetapi juga simbol kekuatan spiritual.

Gunung ini diyakini sebagai tempat bersemayamnya arwah Prabu Brawijaya V dan makhluk-makhluk gaib lainnya.

Banyak pendaki yang melaporkan mengalami kejadian aneh selama perjalanan, mulai dari suara-suara misterius hingga perasaan seperti diikuti oleh sosok tak terlihat.

Salah satu tempat yang dianggap paling mistis di Gunung Lawu adalah Pasar Setan, sebuah area di mana pendaki kerap mendengar suara-suara ramai seperti di pasar, meski tidak ada orang di sekitarnya.

BACA JUGA:Menikmati Keindahan Gunung Nona di Enrekang: Destinasi Liburan yang Memesona!

Konon, para pendaki yang lewat di sini harus tetap tenang dan tidak tergoda untuk menjawab suara-suara tersebut, karena dapat tersesat di alam gaib.

Ritual-ritual tertentu, seperti "Tapa Bisu" atau puasa bicara, sering dilakukan oleh peziarah yang mendaki Gunung Lawu untuk mendapatkan pencerahan spiritual.

Malam 1 Suro, tahun baru dalam penanggalan Jawa, menjadi waktu yang paling ramai di Gunung Lawu, ketika banyak orang datang untuk melakukan ziarah dan mencari berkah spiritual.

Kategori :