PAGARALAMPOS.COM - Keraton Kuto Lamo adalah salah satu peninggalan sejarah yang sangat berharga di Palembang, Sumatera Selatan.
Keraton ini memiliki nilai historis yang mendalam, terutama dalam mencerminkan kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam pada masa lalu.
Kuto Lamo yang terletak di pusat Kota Palembang ini dulunya merupakan pusat pemerintahan sekaligus tempat kediaman para Sultan Palembang.
Awal Berdirinya Kuto Lamo
Keraton Kuto Lamo pertama kali dibangun pada abad ke-18 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I (1724-1757), seorang tokoh penting dalam sejarah Kesultanan Palembang Darussalam.
BACA JUGA:Kekuasaan dan Perlawanan: Sejarah Kesultanan Ternate di Era Rempah
Pada masa itu, Kuto Lamo menjadi bagian dari pengembangan Kota Palembang yang dikelilingi oleh benteng pertahanan yang dikenal dengan sebutan Benteng Kuto Besak.
Dalam pembangunannya, Kuto Lamo memainkan peran sentral sebagai tempat tinggal Sultan dan keluarganya serta pusat pemerintahan Kesultanan.
Selain berfungsi sebagai pusat pemerintahan, Kuto Lamo juga menjadi tempat berlangsungnya berbagai upacara adat dan keagamaan.
Sultan Mahmud Badaruddin I juga dikenal sebagai sultan yang memperkuat posisi Palembang sebagai pusat perdagangan maritim di Sumatera, terutama dalam perdagangan timah dan lada.
BACA JUGA:Dari Jayasingawarman hingga Purnawarman: Mengungkap Sejarah Kerajaan Tarumanagara
Keraton Kuto Lamo, bersama dengan benteng pertahanan lainnya, menjadi simbol kekuasaan dan kemakmuran Kesultanan Palembang Darussalam pada puncak kejayaannya.
Peran Kuto Lamo dalam Sejarah Kesultanan Palembang
Kuto Lamo tidak hanya penting dalam sejarah lokal Palembang, tetapi juga dalam konteks sejarah nasional.
Palembang pada masa Kesultanan merupakan salah satu kerajaan maritim yang kuat, terutama karena posisinya yang strategis di tepi Sungai Musi.