Tidak hanya itu, beberapa tokoh penting dari masa kolonial juga dikuburkan di sini.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kerajaan Tanjungpura, Pusat Kekuasaan Kuno di Kalimantan
Beberapa makam di pemakaman ini menjadi saksi bisu atas peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Pangkalpinang dan Bangka Belitung pada umumnya.
Selama masa pendudukan Belanda, wilayah Bangka Belitung menjadi salah satu pusat ekonomi yang penting, terutama karena kekayaan tambang timah.
Belanda membawa teknologi modern untuk menambang timah secara besar-besaran, yang kemudian memperkaya pundi-pundi kolonial.
Namun, proses ini tidak lepas dari konflik dan ketegangan antara penjajah dan penduduk lokal. Beberapa pegawai Belanda yang gugur dalam perlawanan lokal juga dimakamkan di pemakaman ini.
BACA JUGA:Sejarah Kerajaan Sumedang Larang: Dari Awal Berdiri hingga Masa Kejayaan
Masa Pendudukan Jepang
Ketika Jepang mengambil alih Indonesia pada tahun 1942 selama Perang Dunia II, Kerkhof Pangkalpinang tetap berfungsi sebagai tempat pemakaman.
Namun, pada masa ini, banyak perubahan terjadi di sekitar pemakaman tersebut.
Pendudukan Jepang membawa kekacauan dan penderitaan yang mendalam bagi masyarakat setempat, termasuk bagi orang-orang yang bekerja di tambang timah di Bangka.
Setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, Kerkhof Pangkalpinang tetap bertahan sebagai situs bersejarah.
BACA JUGA:Kerajaan Singhasari: Jejak Sejarah dan Kejayaan di Jawa Timur
Namun, dengan berlalunya waktu, pemakaman ini mulai ditinggalkan dan sebagian besar makam tidak lagi dirawat.
Beberapa bagian dari Kerkhof Pangkalpinang juga rusak akibat faktor alam dan perkembangan kota yang pesat.
Pemeliharaan dan Upaya Pelestarian