PAGARALAMPOS.COM - Puncak kejayaan Kerajaan Sumedang Larang terjadi pada masa pemerintahan Pangeran Geusan Ulun yang naik tahta pada tahun 1578.
Geusan Ulun merupakan raja terbesar dalam sejarah Sumedang Larang.
Ia mampu memperluas kekuasaan kerajaan hingga ke beberapa daerah yang strategis, termasuk wilayah Galuh dan Parahyangan.
Di bawah kepemimpinannya, Sumedang Larang tidak hanya menjadi pusat kekuatan politik, tetapi juga menjadi pusat budaya Sunda.
BACA JUGA:Dari Perdagangan hingga Kebudayaan: Sejarah Kesultanan Siak
Geusan Ulun juga dikenal sebagai raja yang sangat menghormati budaya lokal.
Di masa pemerintahannya, adat Sunda sangat dijunjung tinggi dan menjadi ciri khas Kerajaan Sumedang Larang.
Selain itu, ia menjalin hubungan diplomatik yang baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, termasuk Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon.
Hubungan dengan Mataram
Setelah Geusan Ulun wafat pada tahun 1608, Sumedang Larang mengalami perubahan besar dalam sistem politiknya.
BACA JUGA:Kesultanan Serdang: Kebangkitan dan Kehancuran dalam Sejarah Indonesia
Pada masa pemerintahan putra Geusan Ulun, yakni Pangeran Rangga Gempol I, Sumedang Larang menjalin hubungan lebih erat dengan Kerajaan Mataram yang pada saat itu dipimpin oleh Sultan Agung.
Hal ini menjadi bagian dari upaya Mataram untuk memperluas pengaruhnya di tanah Sunda.
Pada tahun 1620, Sultan Agung dari Mataram memberikan gelar kepada Pangeran Rangga Gempol I sebagai Adipati Sumedang.
Dengan demikian, status Kerajaan Sumedang Larang secara formal berubah menjadi Kadipaten yang berada di bawah kendali Mataram.