Pada akhirnya, Raja Pagaruyung terpaksa tunduk kepada Belanda, dan kekuasaan kerajaan tersebut pun berakhir secara de facto pada pertengahan abad ke-19.
BACA JUGA:Kedatuan Luwu: Dari Kejayaan Sejarah hingga Tradisi yang Hidup
Warisan Kerajaan Pagaruyung
Meskipun Kerajaan Pagaruyung telah lama runtuh, warisannya tetap hidup dalam masyarakat Minangkabau hingga hari ini.
Struktur sosial matrilineal, adat istiadat, serta budaya Minangkabau yang kaya masih dijalankan oleh masyarakat.
Istana Pagaruyung yang terletak di Batusangkar juga menjadi salah satu simbol kebesaran kerajaan ini.
Meskipun istana asli telah beberapa kali terbakar, replika istana dibangun ulang dan kini menjadi objek wisata budaya yang populer.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Kesultanan Langkat: Dari Kekuatan Politik hingga Warisan Budaya
Selain itu, pengaruh Kerajaan Pagaruyung juga dapat dilihat dalam sistem pemerintahan adat di Sumatra Barat, di mana pemimpin adat atau datuk masih memegang peranan penting.
Adat Minangkabau, yang dipadukan dengan ajaran Islam, menjadi identitas yang unik dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Kerajaan Pagaruyung adalah salah satu kerajaan terbesar di Sumatra yang meninggalkan jejak sejarah, budaya, dan adat yang kuat di Minangkabau.
Meskipun kerajaannya sudah tidak ada, warisan Pagaruyung terus hidup dalam masyarakat Minangkabau modern, baik dalam adat istiadat maupun budaya sehari-hari.
BACA JUGA:Menguak Rahasia Kerajaan Kutai: Sejarah, Kebudayaan, dan Pengaruhnya di Nusantara
Kejayaan, konflik, serta pengaruh kolonial Belanda terhadap kerajaan ini menjadi bagian penting dari sejarah Nusantara yang perlu terus diingat.