Oleh karena itu, raja Luwu dikenal memiliki pendekatan yang bijaksana dalam mengambil keputusan, serta memperhatikan aspek sosial dan ekonomi masyarakat.
BACA JUGA:Menyusuri Sejarah Kesultanan Johor: Pusat Perdagangan dan Kekuasaan di Selat Malaka
Kebudayaan dan Tradisi
Kedatuan Luwu memiliki kebudayaan yang kaya dan beragam, tercermin dalam berbagai tradisi dan seni.
Salah satu yang paling terkenal adalah Tari Paduppa, yang merupakan tarian tradisional Luwu yang melambangkan penghormatan kepada para leluhur.
Selain itu, kerajinan tangan seperti tenun dan ukiran kayu juga menjadi bagian penting dari budaya Luwu.
Kedatuan Luwu juga terkenal dengan upacara adatnya, yang masih dipertahankan hingga saat ini.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kerajaan Janggala: Dari Pecahan Kadiri hingga Warisan Budaya
Upacara seperti Ma'nene (tradisi mengunjungi kuburan) menunjukkan kuatnya hubungan antara masyarakat Luwu dengan leluhur mereka.
Dalam acara ini, keluarga mengunjungi makam nenek moyang mereka, membersihkan kuburan, dan mengadakan doa bersama sebagai bentuk penghormatan.
Pengaruh Agama
Agama Islam mulai masuk ke Kedatuan Luwu pada abad ke-16 melalui para ulama yang datang dari Jawa.
Proses Islamisasi berlangsung secara damai dan integratif, di mana nilai-nilai Islam diadopsi tanpa menghilangkan tradisi lokal.
BACA JUGA:Menyelami Sejarah Kerajaan Indragiri: Pusat Perdagangan dan Kebudayaan Melayu
Hal ini menciptakan sinergi antara budaya Luwu dan ajaran Islam, yang terlihat dalam berbagai praktik keagamaan dan adat istiadat.
Warisan Kedatuan Luwu