Pada abad ke-17, Sultan Agung dari Mataram berusaha menguasai Blambangan, namun kerajaan ini berhasil bertahan meski harus mengalami kekalahan dalam beberapa pertempuran.
BACA JUGA:Menyelami Sejarah Kerajaan Indragiri: Pusat Perdagangan dan Kebudayaan Melayu
Perlawanan Blambangan ini dipandang sebagai simbol perjuangan terakhir Hindu-Buddha di Jawa.
Pengaruh Bali
Selain mempertahankan agama Hindu, Kerajaan Blambangan juga memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Bali.
Bali, yang juga masih menganut Hindu, memberikan dukungan terhadap Blambangan dalam menghadapi tekanan dari kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.
Hubungan ini semakin menguat ketika beberapa raja Blambangan juga memiliki garis keturunan dari Bali.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kerajaan Inderapura: Pusat Perdagangan dan Budaya di Sumatera Barat
Bahkan, pengaruh budaya Bali masih dapat dilihat hingga saat ini di beberapa tradisi masyarakat Banyuwangi.
Konflik dengan VOC dan Akhir Kerajaan Blambangan
Pada abad ke-18, Kerajaan Blambangan menghadapi tantangan baru, yaitu dari Belanda.
VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) yang telah menguasai sebagian besar wilayah Nusantara, berusaha memperluas pengaruhnya ke wilayah Blambangan.
Pada tahun 1767, terjadi perang besar antara Blambangan dan VOC yang dikenal sebagai Perang Bayu.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah dan Peran Kesultanan Gunung Tabur dalam Perdagangan dan Budaya
Blambangan, yang dipimpin oleh pahlawan lokal Wong Agung Wilis, memberikan perlawanan sengit terhadap Belanda.
Namun, pada akhirnya Blambangan harus takluk kepada VOC setelah pertempuran yang berlangsung cukup lama.