Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat: Sejarah, Budaya, dan Peranannya dalam Nusantara

Sabtu 19-10-2024,19:38 WIB
Reporter : Gelang
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan salah satu kerajaan yang masih bertahan hingga kini di Indonesia.

Kesultanan ini memiliki sejarah panjang, dimulai dari perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 yang memecah Kesultanan Mataram menjadi dua: Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Pembagian ini dilakukan sebagai cara untuk menyelesaikan konflik internal di Mataram yang terjadi selama beberapa dekade.

Sultan Hamengkubuwono I menjadi raja pertama dari Kesultanan Yogyakarta dan mendirikan keraton di Yogyakarta.

BACA JUGA:Menyusuri Sejarah Kesultanan Johor: Pusat Perdagangan dan Kekuasaan di Selat Malaka

Sejarah Awal Berdirinya Kesultanan

Perjanjian Giyanti adalah salah satu titik balik penting dalam sejarah Mataram, yang merupakan kerajaan besar di Jawa sebelum terbagi.

Sultan Hamengkubuwono I, yang merupakan tokoh sentral dalam pembentukan Kesultanan Yogyakarta, memainkan peran signifikan dalam pengembangan politik dan budaya Yogyakarta.

Dia mendirikan keraton yang sekarang menjadi simbol budaya dan sejarah kota tersebut.

Yogyakarta, pada masa awal pendiriannya, berkembang pesat menjadi pusat kekuasaan baru di bawah naungan Sultan Hamengkubuwono I.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kerajaan Janggala: Dari Pecahan Kadiri hingga Warisan Budaya

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berhasil membangun kekuatan militernya dan terus menjaga hubungan baik dengan pemerintah kolonial Belanda, meskipun kerap kali terjadi ketegangan.

Setelah kematian Sultan Hamengkubuwono I pada 1792, kesultanan dipimpin oleh keturunannya, yang melanjutkan tradisi politik dan budaya yang ditetapkan sejak awal.

Struktur Pemerintahan

Kesultanan Ngayogyakarta memiliki struktur pemerintahan yang unik, di mana raja memiliki wewenang penuh atas wilayahnya.

Kategori :