Tidak sanggup menerima nasib itu, Seruni pergi ke tepi Danau Toba dan terjatuh ke dalam celah batu besar.
Saat meminta pertolongan, celah batu itu menyempit dan mengimpit tubuhnya. Setelah kejadian ini, batu besar yang terbentuk dikenal sebagai Batu Gantung, dianggap sebagai penjelmaan Seruni.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah Gunung Cikuray: Dari Mitologi Hingga Kenyataan
BACA JUGA:Jejak Sejarah di Puncak: Asal Usul Nama Gunung Sumbing, Jambi
Dalam versi kedua, Seruni menolak perjodohan karena menganggap calon suaminya tidak sepadan.
Putus asa, ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari tebing Danau Toba bersama anjing kesayangannya.
Namun, ketika melompat, rambutnya tersangkut di pepohonan, membuat tubuhnya tergantung di udara.
Batu Gantung kemudian dipercaya terbentuk dari tubuh Seruni yang tergantung tersebut.
BACA JUGA:Sejarah Nama Gunung Semeru: Menggali Tradisi dan Kepercayaan
BACA JUGA:Banyak Yang Gak Tau Sejarah dan Peran Jembatan Barito dalam Pembangunan Infrastruktur Kalimantan
Makna dan Warisan Budaya
Batu Gantung bukan hanya obyek wisata alam, tetapi juga simbol nilai-nilai penting dalam masyarakat, seperti kesetiaan, kejujuran, dan pengorbanan.
Batu ini menjadi simbol kekuatan dalam menghadapi cobaan hidup, dan kisahnya terus diingat oleh masyarakat sebagai bagian dari warisan budaya yang kaya.
Batu Gantung sebagai Destinasi Wisata
Hingga saat ini, Batu Gantung tetap menjadi salah satu tujuan wisata populer di Sumatera Utara.
BACA JUGA:Menguak Sejarah Jembatan Tayan: Pintu Gerbang Konektivitas Kalimantan