Kekhawatiran akan dampak negatif eksplorasi ini semakin nyata ketika pada Januari 2024, Agincourt mengumumkan bahwa mereka akan memperluas wilayah eksplorasi ke bagian utara yang tumpang tindih dengan area KBA (Key Biodiversity Area) Batang Toru.
Konsesi Martabe merupakan yang terbesar di wilayah ekosistem Batang Toru dengan luas mencapai 130.429 hektar.
Pada Januari 2022, luas area tambang aktif mencapai 509 hektar, di mana 114 hektar berada dalam tumpang tindih dengan ekosistem Batang Toru.
BACA JUGA:Menggali Warisan Belanda di Kabupaten Lebong, Tambang Emas dan Bangunan Bersejarah
Dari total proyeksi area tambang yang mencapai 918 hektar, sekitar 341 hektar diperkirakan akan tumpang tindih dengan ekosistem tersebut.
Meski perusahaan menyatakan bahwa mereka mematuhi semua rekomendasi strategi mitigasi, kekhawatiran tentang dampak eksplorasi terhadap lingkungan dan spesies langka seperti orangutan Tapanuli tetap menjadi perhatian utama bagi aktivis lingkungan.
Source: www.harianhaluan.com - Lokasi Harta Karun Emas di Sumatera Utara yang Tersembunyi di Dalam Punggung Bukit Ternyata Terbesar di Indonesia dan di Dunia