PAGARALAMPOS.COM - Jembatan Ampera adalah salah satu ikon terkenal di Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan.
Jembatan ini tidak hanya menjadi penghubung antara wilayah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi, tetapi juga merupakan simbol dari sejarah panjang pembangunan nasional Indonesia di masa awal kemerdekaan.
Dibangun pada tahun 1962, Jembatan Ampera memainkan peran penting dalam menghubungkan masyarakat, ekonomi, dan budaya di Palembang.
Awal Pembangunan
Gagasan pembangunan Jembatan Ampera pertama kali muncul pada era pemerintahan Presiden Soekarno.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Jembatan Mahkota II: Penghubung Balikpapan yang Tak Terpisahkan
Kota Palembang yang terbelah oleh Sungai Musi membutuhkan sebuah penghubung untuk memudahkan transportasi dan perdagangan antarwilayah.
Sebelum adanya jembatan, transportasi antara dua bagian kota ini hanya mengandalkan kapal penyeberangan.
Kondisi ini dianggap kurang efisien, terutama bagi perkembangan ekonomi dan aktivitas masyarakat.
Pada awalnya, jembatan ini dikenal sebagai Jembatan Bung Karno, karena pembangunan ini dianggap sebagai salah satu bukti nyata dari visi besar Presiden Soekarno dalam memperkuat infrastruktur nasional.
BACA JUGA:Banya Yang Gak Tau Sejarah dan Dampak Jembatan Barelang bagi Masyarakat Kepulauan Riau
Pembangunan jembatan ini didanai oleh pemerintah Jepang melalui skema bantuan war reparations (reparasi perang) setelah Perang Dunia II.
Perusahaan kontraktor Jepang turut terlibat dalam pembangunan ini.
Proses Konstruksi
Pembangunan Jembatan Ampera dimulai pada April 1962 dan selesai pada tahun 1965.