PAGARALAMPOS.COM - Candi Borobudur, terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, merupakan salah satu keajaiban dunia dan warisan budaya yang diakui oleh UNESCO.
Dikenal sebagai candi Buddha terbesar di dunia, Borobudur menyimpan sejarah panjang yang tak hanya mencerminkan kejayaan peradaban kuno, tetapi juga keunikan spiritual dan keindahan seni arsitektur Nusantara.
Asal Usul dan Pembangunan
Borobudur dibangun pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi, pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra yang memerintah di Jawa Tengah.
Dinasti Syailendra dikenal sebagai penguasa kuat yang mendukung agama Buddha Mahayana, dan pembangunan Borobudur dianggap sebagai bentuk ekspresi religius dan spiritual dari ajaran ini.
BACA JUGA:Sejarah Garuda Wisnu Kencana: Dari Ide Awal hingga Ikon Global
Candi ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 780-840 M oleh Raja Samaratungga, salah satu raja dari Dinasti Syailendra.
Nama "Borobudur" sendiri diperdebatkan asal-usulnya, namun banyak yang percaya bahwa kata ini berasal dari "Bara" yang berarti 'kompleks biara' dan "Budur" yang berarti 'di atas'.
Secara keseluruhan, Borobudur dapat diartikan sebagai "biara di atas bukit."
Desain dan Arsitektur
Candi Borobudur memiliki bentuk yang sangat unik, yaitu menyerupai piramida berundak yang terdiri dari 10 tingkat.
BACA JUGA:Sejarah Tugu Jogja: Simbol Filosofi, Perjuangan, dan Identitas Yogyakarta
Tingkat-tingkat tersebut menggambarkan perjalanan spiritual manusia dalam ajaran Buddha, dari alam duniawi menuju nirwana atau pencerahan.
Desainnya terdiri dari tiga bagian utama: Kamadhatu (dunia keinginan), Rupadhatu (dunia bentuk), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk).
Ketiga bagian ini merupakan simbolisasi perjalanan spiritual seseorang dalam mencapai pencerahan dalam agama Buddha.