PAGARALAMPOS.COM - Jembatan Ampera merupakan salah satu ikon paling terkenal di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Jembatan yang megah ini membentang di atas Sungai Musi, menghubungkan dua bagian kota, yaitu Seberang Ilir dan Seberang Ulu.
Selain memiliki nilai fungsional sebagai sarana penghubung, Jembatan Ampera juga memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam perkembangan kota Palembang.
Pembangunan dan Latar Belakang
Jembatan Ampera mulai dibangun pada tahun 1962, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
BACA JUGA:Jejak Sejarah: Mengenal 3 Suku Tertua Asli Papua Barat dan Perannya dalam Kekayaan Budaya Indonesia
Awalnya, jembatan ini direncanakan sebagai bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan infrastruktur di berbagai wilayah, khususnya di Sumatera Selatan yang dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan penting di Nusantara.
Dalam konteks politik saat itu, pembangunan Jembatan Ampera juga menjadi simbol semangat pembangunan nasional.
Pembiayaan pembangunan Jembatan Ampera sebagian besar berasal dari dana pampasan perang Jepang.
Perusahaan kontraktor asal Jepang, yaitu Fujikawa Construction Co. Ltd., ditunjuk untuk melaksanakan proyek ini. Pembangunan jembatan ini selesai pada tahun 1965 dan diresmikan pada 30 September di tahun yang sama.
BACA JUGA:Kerajaan Demak: Sejarah, Penyebaran Islam, dan Warisan Budaya di Pulau Jawa
Nama awal jembatan ini adalah Jembatan Bung Karno sebagai penghormatan kepada Presiden Soekarno yang memprakarsai pembangunannya.
Namun, setelah peristiwa G30S/PKI, nama jembatan diubah menjadi Jembatan Ampera, yang merupakan singkatan dari "Amanat Penderitaan Rakyat".
Nama ini dipilih untuk menggambarkan semangat pembangunan yang bertujuan mengurangi penderitaan rakyat dengan menyediakan infrastruktur yang memadai.
Arsitektur dan Keunikan