Salah satu aspek paling menarik dari Jembatan Ampera adalah desainnya yang pada awalnya dirancang agar bagian tengah jembatan bisa terangkat.
Dengan demikian, kapal-kapal besar dapat melintasi Sungai Musi tanpa terhalang oleh jembatan.
BACA JUGA:Fakta Menarik tentang Suku Moronene: Warisan dan Kehidupan di Zaman Prasejarah
Bagian tengah jembatan yang bisa terangkat ini memiliki bobot sekitar 944 ton.
Mekanisme pengangkatan tersebut dilakukan dengan menggunakan kabel penggerak yang terpasang di menara jembatan, yang tingginya sekitar 63 meter.
Sayangnya, sejak tahun 1970, mekanisme pengangkatan ini dihentikan karena proses pengangkatan memakan waktu lama dan menyebabkan kemacetan lalu lintas yang signifikan di atas jembatan.
Selain itu, perawatan dan pengoperasiannya memerlukan biaya yang besar.
BACA JUGA:Kerajaan Demak: Sejarah, Penyebaran Islam, dan Warisan Budaya di Pulau Jawa
Hingga saat ini, menara pengangkatan masih menjadi bagian dari daya tarik arsitektur Jembatan Ampera meskipun fungsinya sebagai jembatan pengangkat sudah tidak lagi digunakan.
4. Panjang dan Ukuran
Jembatan Ampera memiliki panjang total sekitar 1.117 meter dengan lebar 22 meter.
Jembatan ini terdiri dari dua jalur dengan dua arah, serta trotoar di masing-masing sisi untuk pejalan kaki.
Dengan ketinggian jembatan yang mencapai 11,5 meter di atas permukaan Sungai Musi, Ampera tetap menjadi jalur vital bagi transportasi darat di Palembang hingga saat ini.
BACA JUGA:Suku Moronene: Menelusuri Jejak Sejarah dan Budaya di Era Prasejarah
5. Simbol Kota Palembang
Jembatan Ampera adalah simbol kebanggaan bagi masyarakat Palembang dan Sumatra Selatan.