Dikelola oleh PT Vale Indonesia, Sulawesi Utara mampu memproduksi hingga 693.109 ton tembaga per tahun.
Selain itu, daerah ini memiliki 19 smelter yang tersebar di berbagai wilayah, menunjukkan potensi yang besar dalam pengembangan industri pertambangan di kawasan tersebut.
Keberadaan smelter ini menambah daya tarik Sulawesi Utara sebagai salah satu daerah penghasil tembaga utama di Indonesia.
Keempat, Cikotok di Banten memiliki sejarah panjang dalam industri pertambangan tembaga.
BACA JUGA:Keputusan Kontroversial, Ini Alasan di Balik Pemberian Tambang Batu Bara kepada Ormas Keagamaan!
Meskipun pabrik tambang yang dikelola oleh PT Aneka Tambang (Antam) Tbk ditutup pada tahun 2016, warisan industri pertambangan di Banten tetap signifikan.
Sebelum penutupan, pabrik ini berhasil memproduksi hingga 569.041 ton tembaga dan emas setiap tahunnya.
Sejarah dan kontribusinya dalam industri pertambangan tetap diingat, meskipun tidak lagi beroperasi.
Kelima, Sumatera Barat juga berkontribusi dalam produksi tembaga di Indonesia.
BACA JUGA:Penggerebekan Tambang Timah Ilegal di Dekat Pesantren, Ancaman Serius bagi Keamanan
Daerah ini terkenal dengan smelter tembaganya yang terletak di lokasi-lokasi seperti Lunto dan Silungkang.
Dengan produksi sekitar 419.600 ton tembaga per tahun, Sumatera Barat menunjukkan perannya yang signifikan dalam industri pertambangan nasional.
Keberadaan smelter di daerah ini tidak hanya meningkatkan produksi tembaga, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
Secara keseluruhan, keberadaan smelter tembaga di berbagai daerah di Indonesia, seperti Gresik, Mimika, Sulawesi Utara, Banten, dan Sumatera Barat, menunjukkan potensi besar yang dimiliki negara ini dalam sektor pertambangan.
BACA JUGA:Penggerebekan Tambang Timah Ilegal di Dekat Pesantren, Ancaman Serius bagi Keamanan
Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di dunia.