Sistem adat Suku Rambang diatur oleh lembaga adat yang disebut dengan "Depati," yang memiliki peran penting dalam memimpin dan menyelesaikan masalah dalam masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari, nilai gotong royong dan musyawarah sangat dijunjung tinggi.
BACA JUGA:Mengenal Suku Baduy: Sejarah, Kehidupan, dan Tradisi Alam yang Memikat
Masyarakat Suku Rambang juga memiliki berbagai upacara adat yang berkaitan dengan siklus hidup manusia, seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian.
4. Pengaruh Islam dalam Budaya
Islam masuk ke wilayah Sumatera Selatan, termasuk ke dalam komunitas Suku Rambang, pada masa Kesultanan Palembang.
Agama Islam kemudian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Rambang.
Meskipun mereka sudah memeluk Islam, banyak tradisi dan adat lama yang tetap dipertahankan.
Misalnya, dalam prosesi pernikahan atau upacara adat lainnya, elemen-elemen Islam diselaraskan dengan adat lokal.
5. Kehidupan Ekonomi Tradisional
Masyarakat Suku Rambang sebagian besar hidup dari sektor agraris.
Padi menjadi komoditas utama yang mereka tanam, baik padi ladang maupun padi sawah.
Selain padi, karet juga menjadi hasil bumi yang penting. Kebun karet banyak ditemui di wilayah mereka, dan pengelolaan karet secara tradisional masih dilakukan hingga saat ini.
BACA JUGA:Jejak Sejarah dan Budaya Suku Pedamaran di Sumatera Selatan
Kehidupan ekonomi tradisional ini berjalan secara harmonis dengan alam, karena masyarakat Rambang sangat menjaga kelestarian lingkungan tempat mereka tinggal.