Namun, saat kapal-kapal mendekati lokasi yang diramalkan, cuaca berubah gelap dan badai hebat melanda, hampir menyebabkan kapal-kapal tenggelam.
Raja Bumi yang Adil akhirnya menyadari kesalahannya dan memutuskan untuk kembali ke Sriwijaya. Sesampainya di rumah, pulau tersebut menghilang, dan keadaan dunia air kembali normal.
Cerita ini memberikan pesan moral tentang pentingnya kerendahan hati dan penghormatan terhadap alam.
Raja Bumi yang Adil belajar bahwa mengejar harta duniawi tanpa mempertimbangkan nilai-nilai penting bisa membawa bencana.
Dongeng ini mencerminkan kekaguman terhadap keindahan alam dan menekankan bahwa kebijaksanaan lebih penting daripada kekayaan material.
Kedua cerita ini adalah contoh bagaimana cerita rakyat dari Kerajaan Sriwijaya tidak hanya menghadirkan elemen keajaiban dan fantasi, tetapi juga menyimpan pesan moral yang mendalam, menjadikannya bagian penting dari warisan budaya Indonesia.
BACA JUGA:Kedatangan Artefak Peninggalan Sejarah Nabi Muhammad Disambut di Mapolres Pagar Alam
BACA JUGA:Jejak Sejarah Majapahit: Mengungkap Dominasi Kerajaan yang Menguasai 30 Wilayah
BACA JUGA:Kerahkan Personel Pengamanan Artefak Sejarah Nabi Muhammad SAW
BACA JUGA:Mengulas Sejarah Kelenteng Fuk Ling Miau, Simbol Toleransi dan Kekayaan Budaya di Yogyakarta