Selain bertani, masyarakat Suku Lematang juga bergantung pada hasil hutan, seperti rotan, kayu, dan hasil kebun lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
BACA JUGA:Fakta Menarik Sejarah Suku Kayu Agung di Sumatera Selatan
Sistem kekeluargaan dan gotong royong juga menjadi ciri khas kehidupan sosial suku ini.
Masyarakat Lematang menganut sistem patrilineal, di mana garis keturunan dan warisan diturunkan melalui pihak laki-laki.
Namun, dalam hal kepemimpinan desa atau dusun, keputusan sering kali diambil secara kolektif dengan melibatkan para tetua dan pemimpin adat.
Adat dan Tradisi
Suku Lematang sangat menjunjung tinggi adat dan tradisi yang diwariskan turun-temurun.
BACA JUGA:Menggali Sejarah dan Kehidupan Suku Enim: Warisan Budaya yang Hidup
Beberapa upacara adat yang masih dilaksanakan hingga saat ini adalah upacara perkawinan, upacara kelahiran, serta upacara adat yang berkaitan dengan pertanian, seperti pesta panen.
Dalam pernikahan, misalnya, ada beberapa tahapan adat yang harus dilewati, mulai dari peminangan hingga pesta pernikahan yang melibatkan seluruh komunitas.
Masyarakat Lematang juga memiliki kepercayaan yang erat kaitannya dengan alam.
Mereka mempercayai adanya roh-roh leluhur yang menjaga tanah dan alam sekitar.
BACA JUGA:Fakta Menarik tentang Suku Daya, Menggali Sejarah dan Budaya Suku Daya
Oleh karena itu, mereka sering mengadakan upacara adat untuk menghormati leluhur serta memohon restu dalam setiap kegiatan besar yang mereka lakukan, seperti saat membuka lahan baru atau membangun rumah.
Bahasa dan Seni
Bahasa yang digunakan oleh Suku Lematang adalah bahasa Lematang, yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Melayu.