4. Tempat Angker dan Mitos
Bali memiliki banyak tempat yang dianggap angker atau sakral, seperti pura-pura yang didirikan di lokasi-lokasi strategis.
BACA JUGA:Vihara Avalokitesvara Buddhagaya Watugong: Menelusuri Jejak Sejarah dan Spiritualitas di Semarang
Masyarakat percaya bahwa tempat-tempat ini dihuni oleh roh-roh, baik yang baik maupun jahat.
Mitos dan legenda lokal, seperti kisah "Barong" dan "Rangda," menggambarkan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, yang mencerminkan pandangan masyarakat tentang keseimbangan antara dunia nyata dan dunia mistis.
5. Fungsi Sosial dan Psikologis
Kepercayaan mistis juga memiliki fungsi sosial dan psikologis. Dalam komunitas, ritual dan upacara menguatkan ikatan antaranggota serta menciptakan rasa saling memiliki.
Dalam menghadapi kesulitan atau ketidakpastian, masyarakat Bali sering kali berpegang pada kepercayaan mistis sebagai sumber ketenangan dan harapan.
BACA JUGA:Menyibak Sejarah Suku-Suku Jambi: Keturunan Raja dalam Bayang-Bayang
Mistis di Suku Bali merupakan cerminan dari tradisi yang kaya dan kompleks.
Kepercayaan ini tidak hanya berfungsi sebagai panduan spiritual, tetapi juga membentuk identitas budaya dan sosial masyarakat.
Dengan terus menjaga dan melestarikan warisan mistis ini, Suku Bali tidak hanya menghormati nenek moyang mereka, tetapi juga menjaga hubungan yang erat dengan alam dan dunia gaib.