Mengenal Sejarah Kesultanan Deli, Jejak Kebesaran dan Warisan Islam di Tanah Sumatera Utara

Sabtu 07-09-2024,17:22 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM – Sumatera Utara dikenal dengan kekayaan sejarah dan budaya yang mendalam, salah satunya melalui warisan Kesultanan Deli.

Berdiri sejak abad ke-17, Kesultanan Deli tidak hanya memainkan peran penting dalam penyebaran Islam, tetapi juga dalam pembentukan struktur politik dan ekonomi di wilayah tersebut.

Keberadaan kesultanan ini meninggalkan jejak yang signifikan di kawasan Medan dan sekitarnya, dengan arsitektur megah dan tradisi yang masih dirayakan hingga kini.

Artikel ini akan mengungkap lebih dalam tentang asal-usul, kejayaan, dan pengaruh berkelanjutan dari Kesultanan Deli.

 BACA JUGA:Sejarah Tersembunyi Kota Muslim Kuno di Ethiopia, Memahami Perkembangan Islam di Afrika

Awal Mula Kesultanan Deli

Sejarah Kesultanan Deli bermula pada masa ketika Kerajaan Aceh berusaha memperluas pengaruhnya ke wilayah Sumatera Utara.

Laksamana Gocah Pahlawan, utusan Aceh, ditugaskan untuk menjelajahi wilayah Aru.

Dengan dukungan dari empat raja lokal Batak Karo yang telah memeluk Islam, Gocah Pahlawan berhasil dinobatkan sebagai raja di Deli pada tahun 1632.

BACA JUGA:Sangat Bernilai, Mengulas Sejarah Dinar dan Dirham sebagai Mata Uang Resmi dalam Islam

Inilah yang menandai berdirinya Kesultanan Deli sebagai entitas politik dan kultural baru.

Namun, perjalanan Kesultanan Deli tidaklah mulus.

Abad ke-18 diwarnai oleh konflik internal dan perebutan kekuasaan, terutama setelah kematian Tuanku Panglima Paderap.

Ketegangan ini menyebabkan perpecahan di antara keturunannya.

BACA JUGA:Pemberontakan Ronggolawe: Pengkhianatan atau Pengabdian? Mengungkap Kontroversi Sejarah Majapahit

Konflik ini akhirnya mereda ketika Tuanku Panglima Pasutan naik tahta, membawa kembali kestabilan politik dan menyatukan kerajaan.

Kemerdekaan dan Kejayaan Kesultanan Deli

Pada tahun 1861, Kesultanan Deli mengumumkan kemerdekaannya setelah periode pengaruh dari Aceh, Siak, dan Belanda.

Era ini menandai awal perjalanan baru sebagai kerajaan independen.

BACA JUGA:Ronggolawe: Pahlawan atau Pemberontak? Kisah Tragis di Balik Kematiannya dalam Sejarah Majapahit

Selama masa kejayaannya, Kesultanan Deli berhasil memperluas wilayah kekuasaannya, mencakup Medan, Langkat, Sukapiring, Buluh Cina, dan beberapa wilayah pesisir timur Sumatera lainnya.

Kesultanan Deli terkenal dengan pembangunan infrastruktur monumental yang mencerminkan kemakmuran dan keagungannya.

Istana Maimun dan Masjid Raya Al-Mashun di Medan adalah contoh nyata dari arsitektur megah yang menjadi simbol penting kesultanan.

Istana Maimun, dengan desainnya yang megah dan kombinasi gaya arsitektur Melayu, Timur Tengah, dan Eropa, menunjukkan kekuatan dan pengaruh Sultan Deli.

BACA JUGA:Cerita Mistis Pagat Batu Benawa: Eksplorasi Wisata dan Sejarah Raden Pengantin

Masjid Raya Al-Mashun, di sisi lain, menjadi pusat kegiatan keagamaan dan simbol penting dari warisan Islam di daerah tersebut.

Struktur Pemerintahan dan Tradisi

Kesultanan Deli dikelola dengan sistem pemerintahan yang terorganisir dengan baik.

Sultan tidak hanya berfungsi sebagai kepala pemerintahan tetapi juga sebagai pemimpin agama Islam dan adat Melayu.

BACA JUGA:Ronggolawe dan Sejarah Majapahit: Peran, Pemberontakan, dan Kontroversi Kematian

Struktur pemerintahan ini didukung oleh berbagai pejabat penting, termasuk bendahara, syahbandar, dan lainnya, yang bertanggung jawab mengelola aspek pemerintahan dan perdagangan.

Salah satu tradisi yang masih dipertahankan dengan kuat di Kesultanan Deli adalah Tradisi Junjung Duli, yang dilaksanakan setiap Hari Raya Idul Fitri.

Dalam tradisi ini, Sultan menerima penghormatan dari perangkat adat, keluarga, imam masjid, dan masyarakat.

Ritual ini menggambarkan hubungan erat antara Sultan dan rakyatnya, serta menguatkan ikatan sosial dan keagamaan dalam masyarakat.

BACA JUGA:Menelusuri Warisan Budaya: Sejarah Suku Dayak dan Peradaban di Kalimantan

Tradisi ini juga mencerminkan struktur sosial dan kultural yang masih lestari hingga hari ini.

Warisan dan Daya Tarik Wisata

Kesultanan Deli hari ini tidak hanya menjadi simbol sejarah dan budaya di Sumatera Utara tetapi juga menarik minat wisatawan.

Banyak orang yang tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang sejarah Islam di Indonesia dan tradisi Kesultanan Melayu melalui kunjungan ke situs-situs bersejarah dan arsitektur megah yang ditinggalkan oleh kesultanan ini.

BACA JUGA:Menjelajahi Candi Ngawen, Bangunan Bersejarah Punya Keberagaman Agama dalam Arsitektur Kuno

Warisan Kesultanan Deli menunjukkan bagaimana sejarah dan tradisi dapat bertahan dan berkembang melewati berbagai tantangan zaman.

Melalui arsitektur, tradisi, dan struktur sosial yang masih hidup, Kesultanan Deli memberikan wawasan berharga tentang peradaban masa lalu dan peran pentingnya dalam sejarah Sumatera Utara.

 

Source: travel.okezone.com -   Mengenal Kesultanan Deli, Kerajaan Islam di Kota Medan

https://travel.okezone.com/read/2022/09/09/408/2664083/mengenal-kesultanan-deli-kerajaan-islam-di-kota-medan

 

Kategori :