Ini berarti bahwa penerbitan ETH baru saat ini melebihi jumlah yang dibakar melalui biaya transaksi.
BACA JUGA:Ethereum (ETH) Menghadapi Tantangan Berat di Tengah Volatilitas Pasar dan Risiko Likuidasi DeFi
Implikasi dari perubahan ini bervariasi bagi berbagai peserta dalam ekosistem Ethereum. Bagi non-staker, atau pengguna yang tidak ikut serta dalam staking ETH, perubahan ini bersifat negatif.
Mereka sebelumnya diuntungkan oleh mekanisme burn Ethereum, di mana biaya dasar dan biaya blobs dibakar untuk mengurangi pasokan ETH secara keseluruhan.
Namun, dengan biaya blobs yang seringkali nol dan penurunan dalam generasi biaya dasar, non-staker kini melihat manfaat yang lebih sedikit dari burn ini.
Sementara itu, biaya prioritas dan Miner Extractable Value (MEV), yang didistribusikan kepada validator dan staker, tidak secara langsung menguntungkan non-staker.
BACA JUGA:Bitcoin dan Ethereum Melemah Akibat Data Pekerjaan AS yang Mengejutkan
Dinamika ini telah menyebabkan aliran inflasi bersih bagi non-staker, terutama setelah pengenalan blobs.
Staker Menghadapi Penurunan Pendapatan
Bagi staker, situasinya lebih kompleks. Meskipun mereka mendapatkan semua biaya, baik melalui burn maupun melalui hasil staking, yang berarti dampak bersih dari penerbitan ETH dinetralkan bagi mereka, pendapatan mereka juga mengalami penurunan signifikan.
Hartvigsen mencatat bahwa biaya yang mengalir kepada staker telah menurun lebih dari 90 persen sejak awal tahun 2024.
Penurunan drastis ini menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan narasi "uang ultra-sound" Ethereum.
BACA JUGA:Kritik CEO Wintermute Terhadap Masa Depan Ethereum: Benturan Ideologi dan Tantangan Kapitalisme
Evaluasi Ulang Narasi "Uang Ultra-Sound"
Analisis Hartvigsen menunjukkan bahwa Ethereum mungkin tidak lagi cocok dengan narasi "uang ultra-sound," dan hal ini mungkin membawa dampak yang lebih luas bagi ekosistem kripto.
Dengan penurunan biaya dan inflasi yang sedikit melampaui burn, Ethereum sekarang lebih sebanding dengan blockchain Layer-1 (L1) lainnya seperti Solana dan Avalanche, yang juga menghadapi tekanan inflasi.