Kerajaan Bone
Kerajaan Bone terbentuk setelah tujuh raja-raja kecil mengangkat seorang To Manurung yang dikenal sebagai Manurungnge ri Matajang sebagai raja mereka.
Di bawah kepemimpinannya, Bone berkembang dan memperluas wilayahnya. Pada masa kekuasaan La Saliyu Kerrempelua, Bone semakin memperluas pengaruhnya ke utara, selatan, dan barat.
Kerajaan Makassar (Gowa-Tallo)
Kerajaan Gowa berdiri pada abad ke-12 hingga 14, dan kemudian membentuk kerajaan kembar dengan Tallo. Pada abad ke-16, di bawah kepemimpinan Sultan Hasanudin, kerajaan ini menjadi terkenal karena menentang monopoli perdagangan oleh Belanda.
Kerajaan Soppeng
Di Soppeng, muncul dua orang To Manurung, seorang wanita bernama Manurungnge ri Goarie dan seorang pria bernama La Temmamala Manurungnge ri Sekkanyili, yang kemudian menyatukan kerajaan kembar Soppeng ri Aja dan Soppeng ri Lau menjadi Kerajaan Soppeng.
Kerajaan Wajo
Kerajaan Wajo awalnya terdiri dari beberapa komune yang berkumpul di sekitar Danau Lampulungeng.
Setelah masa krisis, La Tenribali mendirikan Kerajaan Wajo, dan setelah masa kekosongan kekuasaan, gelar raja diubah menjadi Arung Matowa Wajo hingga terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konflik Antar Kerajaan
Pada abad ke-15, terjadi konflik perbatasan antara kerajaan-kerajaan Bugis seperti Bone, Gowa, Soppeng, dan Wajo.
Perang antara Luwu dan Bone, serta invasi Gowa yang menaklukkan beberapa daerah Bone dan Wajo, memicu terbentuknya aliansi "Tellumpoccoe" antara Kerajaan Bone, Wajo, dan Soppeng untuk menghadapi hegemoni Gowa.