PAGARALAMPOS.COM - Bitcoin telah menjadi pusat perhatian dalam kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tahun ini.
Dalam beberapa waktu terakhir, cryptocurrency terkemuka ini mengalami fluktuasi harga yang signifikan.
Setelah sempat menyentuh level tertinggi sekitar $61.000, nilai Bitcoin turun kembali ke sekitar $58.000.
Fluktuasi ini terjadi di tengah dinamika politik yang mempengaruhi pasar kripto, terutama menjelang debat calon presiden.
BACA JUGA:Dampak Pemilu Presiden AS terhadap Pasar Kripto Menurut Pandangan Alex Krüger
Menurut analis Bernstein, pasar Bitcoin diperkirakan akan tetap bergerak dalam kisaran saat ini hingga situasi pemilu menjadi lebih jelas.
Hal ini mencerminkan ketidakpastian yang masih meliputi lanskap politik, terutama menjelang debat presiden yang akan datang.
Dalam analisis pasar kripto, Bernstein mencatat bahwa sentimen saat ini tampaknya lebih bullish terhadap kandidat presiden Donald Trump dan bearish terhadap Kamala Harris.
Trump dan kubunya dikabarkan telah melakukan upaya signifikan untuk merangkul pemilih kripto, menawarkan kebijakan yang dianggap menguntungkan bagi industri ini dan bahkan mengusulkan kemungkinan cadangan Bitcoin nasional.
Di sisi lain, meskipun ada dukungan dari beberapa anggota Partai Demokrat terhadap kripto, komunitas kripto yang lebih luas tetap waspada terhadap ketidakpastian regulasi yang ada.
Polymarket, platform pasar berbasis blockchain, menarik perhatian sebagai alternatif untuk jajak pendapat tradisional.
Platform ini telah menunjukkan likuiditas yang tinggi dalam pasar pemilu AS, dengan menangani lebih dari $500 juta dalam taruhan dan menguasai lebih dari 80% pangsa pasar.
Berbeda dengan jajak pendapat konvensional yang sering dianggap bias, Polymarket dianggap mencerminkan "kulit dalam permainan" yang lebih besar dari para peserta. Namun, efektivitas prediktifnya masih dalam pengawasan.
BACA JUGA:Rangkuman 24 Jam Terakhir di Dunia Kripto, Ini 10 Berita Utama yang Perlu Anda Ketahui