BACA JUGA:MicroStrategy Akan Memperkuat Posisi Sebagai Pemegang Bitcoin Terbesar di Dunia Bisnis
Selain itu, ketahanan dolar AS juga turut membebani pasar kripto.
Greenback mendapat aliran masuk modal karena para pedagang mempersiapkan diri menghadapi data inflasi yang diprediksi menunjukkan inflasi yang lebih rendah pada bulan Juli.
Jika prediksi ini benar, hal tersebut bisa memberikan kepercayaan lebih kepada Federal Reserve untuk mulai melonggarkan kebijakan suku bunganya.
Penurunan di Pasar Altcoin
Penurunan harga Bitcoin juga berdampak pada altcoin, dengan hampir semua aset utama mengalami pelemahan.
BACA JUGA:Bitcoin (BTC) Menghadapi Tantangan Pasca-Halving: Analisis Perkembangan Harga dan Dampaknya
Ether (ETH), mata uang kripto terbesar kedua di dunia, tercatat turun 4,3% menjadi $2.549,22.
Sementara itu, XRP yang sempat menunjukkan kenaikan kuat minggu lalu, turun 4,7% menjadi $0,5625.
Ripple Labs, penerbit XRP, baru-baru ini diperintahkan untuk membayar sebagian kecil dari denda yang diminta oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) terkait penjualan sekuritas ilegal.
Meski demikian, kasus ini belum memberikan kejelasan regulasi mengenai apakah token kripto akan dianggap sebagai sekuritas atau tidak, menambah ketidakpastian di pasar.
BACA JUGA:Bitcoin: Antara Koreksi dan Proyeksi Arah Harga Berikutnya
Altcoin lainnya juga mengalami penurunan signifikan. Cardano (ADA) dan Solana (SOL) masing-masing turun 5,8% dan 8,3%.
Sementara itu, token meme seperti Shiba Inu (SHIB) dan Dogecoin (DOGE) mengalami penurunan lebih dari 6%.
Dengan tekanan yang terus berlanjut, pasar kripto tampaknya masih berada dalam fase ketidakpastian tinggi.
Para pelaku pasar kini menanti data inflasi AS yang diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pergerakan aset-aset kripto ke depannya.