PAGARALAMPOS.COM - Harga Bitcoin turun signifikan pada Senin, memperpanjang tren penurunan yang telah berlangsung sejak akhir pekan.
Penurunan ini terjadi di tengah sentimen pasar kripto yang masih lemah, setelah mengalami tekanan besar selama sebulan terakhir.
Pada akhir pekan lalu, pasar kripto sempat mendapat sedikit kelegaan seiring dengan rebound yang terjadi di pasar keuangan yang lebih luas.
Investor sempat optimis bahwa kekhawatiran terhadap resesi ekonomi Amerika Serikat mungkin terlalu dilebih-lebihkan.
BACA JUGA:Bitcoin Stabil di US$60.000, Altcoin Mencetak Kenaikan Tajam: Apa Selanjutnya?
Namun, optimisme ini tidak bertahan lama. Sepanjang akhir pekan, pasar kripto kembali melemah, diiringi dengan aksi jual yang berlangsung hingga dua hari terakhir.
Pada pukul 12:52 WIB, Bitcoin tercatat turun 4,3% menjadi $58.520,7. Volume perdagangan juga mengalami penurunan, dipengaruhi oleh libur pasar di Jepang.
Dalam sepekan terakhir, Bitcoin bergerak di kisaran $50.000 hingga $60.000, setelah sempat anjlok hingga mencapai $49.000.
Ketidakpastian Menjelang Data Inflasi AS
Sentimen pasar yang didominasi oleh ketidakpastian terus menekan pergerakan Bitcoin dan aset-aset berisiko lainnya.
BACA JUGA:Volatilitas Harga Bitcoin Kembali Guncang Pasar, Tantangan dan Faktor Global Memicu Penurunan
Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi ini adalah antisipasi terhadap data inflasi Amerika Serikat yang akan dirilis pada hari Rabu.
Data ini diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai rencana Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga.
Meskipun pasar saham mengalami pemulihan dalam beberapa sesi terakhir, terutama di Asia yang mencatat kenaikan pada hari Senin, pasar kripto masih tertinggal.
Hal ini disebabkan oleh karakteristik pasar kripto yang lebih spekulatif, membuatnya lebih rentan terhadap perubahan sentimen.